Bagaimana Pergerakan Bitcoin di Masa Depan? Ini Kata Analis

Harga Bitcoin terus naik capai rekor tertinggi minggu lalu

Jakarta, IDN Times – Bitcoin, mata uang digital atau cryptocurrency yang diluncurkan pada 2009 oleh orang tidak dikenal, telah mengalami pergerakan harga yang volatil alias tidak stabil.

Sebagaimana diketahui, pada 2017, Bitcoin pernah menjadi berita utama setelah harganya melonjak 20 kali lipat dari awal tahun itu menjadi hampir 20 ribu dolar Amerika Serikat (AS) pada Desember.

Namun, euphoria itu terhenti ketika harga Bitcoin kembali merosot di bawah 5 ribu dolar AS pada Oktober 2018. Tapi setelahnya, pada 2018 sampai 2019 menjadi pasar yang bearish atau penuh kenaikan untuk cryptocurrency.

Pada Desember 2020 harga Bitcoin kembali naik, dan bahkan tahun ini telah mencapai rekor tertinggi baru setiap bulannya pada Februari, Maret dan April. Lalu, bagaimanakah proyeksi pergerakan Bitcoin ke depannya?

Baca Juga: Kian Populer, Ini Semua Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal Bitcoin

1. Nilai bitcoin masih bisa lebih tinggi

Bagaimana Pergerakan Bitcoin di Masa Depan? Ini Kata AnalisIlustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Benoit Tessier)

Menanggapi lonjakan harga ini, sejumlah pengamat pasar seperti Jeffery Halley mengatakan ini sebagai momentum yang tak terhindarkan dari Bitcoin. Ia bahkan mengatakan nilai Bitcoin masih bisa lebih tinggi dari rekor terbaru terakhirnya yang ada di atas 60 ribu dolar AS.

“Saya tidak siap untuk mengatakan bahwa ini adalah puncak dari Bitcoin. Bitcoin bisa diperdagangkan hingga 100.000 dolar AS pada mania spekulatif selama beberapa bulan mendatang,” kata analis pasar senior di Oanda tersebut, mengutip Channel News Asia, Senin (19/4/2021).

2. Faktor penyebab kepopuleran Bitcoin

Bagaimana Pergerakan Bitcoin di Masa Depan? Ini Kata AnalisIlustrasi Bitcoin (Dok. ANTARA News)

Steve Brice, kepala investasi di Standard Chartered Wealth Management, mengatakan pencetakan uang oleh bank sentral merupakan faktor penyebab populernya Bitcoin di kalangan investor. Di mana ketakutan akan penurunan nilai mata uang telah mendorong investor masuk ke cryptocurrency.

“Bank sentral di seluruh dunia umumnya mencetak banyak uang untuk mencoba menciptakan inflasi, mencoba menggelembungkan utang ... Orang-orang khawatir apakah dolar atau euro atau sterling akan menjadi penyimpan nilai (store of value) yang baik di masa depan,” katanya.

Store of value adalah sesuatu yang tidak berubah nilainya, atau yang nilainya sedikit lebih tinggi, jika inflasi diperhitungkan.

Baca Juga: Sedang Tren, Apakah Investasi Bitcoin Halal?

3. Kejatuhan Bitcoin

Bagaimana Pergerakan Bitcoin di Masa Depan? Ini Kata AnalisIlustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic)

Meski banyak yang yakin nilai Bitcoin akan terus naik, namun Brice khawatir perubahan harga Bitcoin yang dramatis akan mencegahnya menjadi penyimpan nilai yang andal.

“Mereka pikir mereka dapat menghasilkan uang dengan cepat, dan itu biasanya merupakan resep bencana,” kata Brice.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Prof Duan Jin-Chuan, direktur eksekutif di Asian Institute of Digital Finance, National University of Singapore.

“Kami telah melihat secara historis begitu banyak instrumen spekulatif ... Mereka akan naik, dan mereka akan memiliki ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, mendorongnya untuk beberapa saat, lalu runtuh,” jelasnya.

Baca Juga: Rekor Tertinggi Baru, Harga Bitcoin Capai Rp868 Juta

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya