Banjir Eropa dan Tiongkok, Pengiriman Global Terganggu

Harga pengiriman terancam naik dan terjadi penundaan

Jakarta, IDN Times – Banjir di Tiongkok dan Eropa memunculkan hambatan baru untuk rantai pasokan global, kata CEO perusahaan pelayaran Mandarin Shipping Tim Huxley, Senin (26/7/2021).

Padahal belakangan telah banyak gangguan yang terjadi di industri pengiriman atau shipping.

“Jarang sekali seminggu berlalu tanpa sesuatu yang baru,” kata Huxley kepada CNBC.

Baca Juga: 7 Bencana Banjir Terparah di Dunia, Banjir Jakarta Semoga Tidak

1. Banyak gangguan di industri pengiriman

Banjir Eropa dan Tiongkok, Pengiriman Global TergangguIlustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Pengiriman telah mengalami gangguan besar tahun ini, salah satunya adalah pandemik COVID-19. Ketika beberapa bagian dunia pulih dari pandemik COVID-19, terjadi peningkatan pengeluaran yang menyebabkan kekurangan kontainer, memicu penundaan dan menaikkan harga pengiriman.

Kemudian pada April, salah satu kapal kontainer terbesar di dunia terjebak di Terusan Suez, menghentikan lalu lintas selama hampir seminggu. Jalur air ini adalah salah satu yang tersibuk di dunia, dengan sekitar 12 persen perdagangan melewatinya.

Kemudian pada Juni, peningkatan kasus COVID-19 di Tiongkok selatan menyebabkan lebih banyak penundaan di pelabuhan di wilayah tersebut, yang sekali lagi mendongkrak harga pengiriman.

2. Banjir Eropa ganggu pengiriman

Banjir Eropa dan Tiongkok, Pengiriman Global TergangguTanjung Perak. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Saat ini hujan deras dan banjir telah menghancurkan beberapa bagian Eropa Barat. Beberapa banjir paling parah terjadi di Jerman dan Belgia. Beberapa bagian Swiss, Luksemburg, dan Belanda juga terkena dampaknya.

Huxley mengatakan banjir menyebabkan jalur kereta api terputus, termasuk jalur kereta api yang datang dari Republik Ceko dan Slovakia ke pelabuhan Rotterdam dan Hamburg di Jerman. Hal ini dipastikan akan menimbulkan gangguan baru pada rantai pasokan.

“Ini benar-benar akan mengganggu rantai pasokan karena semua jalur kereta api telah putus,” kata Huxley kepada “Squawk Box Asia” CNBC.

“Dan itu akan menunda pergerakan kargo masuk dan keluar,” katanya. “Ini benar-benar akan mengganggu industri.”

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa dampak banjir juga telah membuat Thyssenkrupp, perusahaan pembuat baja Jerman tidak bisa mendapatkan bahan baku.

“Itu pada akhirnya akan berdampak pada berbagai industri seperti industri motor, peralatan rumah tangga dan hal-hal seperti itu,” katanya.

S&P Global Platts melaporkan, mengutip surat kepada pelanggan, bahwa Thyssenkrupp menyatakan force majeure pada 16 Juli. Peristiwa force majeure terjadi ketika keadaan yang tidak terduga, seperti bencana alam, membuat satu pihak tidak bisa memenuhi kewajiban kontraknya, sehingga diumumkan untuk membebaskan mereka dari denda.

Seorang sumber di pabrik perusahaan mengatakan kepada S&P Global Platts bahwa bagian dari jalur kereta api di Hagen “hilang”. Ia menambahkan bahwa banjir telah membuat lebih sulit dari sebelumnya untuk mendapatkan truk untuk pengiriman. Hagen adalah kota di Jerman Barat yang termasuk yang paling parah dilanda banjir.

Baca Juga: Ternyata Pengiriman Global Sudah Kacau Sebelum Terusan Suez Terblokir

3. Banjir di Henan mengganggu pasokan gandum dan batu bara

Banjir Eropa dan Tiongkok, Pengiriman Global TergangguBanjir di provinsi Henan, China. (Twitter.com/mateus)

Sementara itu, gangguan akibat banjir di provinsi Henan, Tiongkok, juga memperparah kondisi. Apalagi fakta bahwa provinsi tersebut dikelilingi daratan, kata Huxley.

Gangguan perkeretaapian, sekali lagi, akan menimbulkan dampak besar, katanya.

“Jelas, itu akan berdampak pada pengiriman, yang akan mendorong tarif pengiriman naik,” kata Huxley.

Menurut Huxley, distribusi gandum dan batu bara telah terpengaruh. Henan adalah pemasok gandum utama Tiongkok di mana telah menghasilkan 38 juta ton gandum pada musim panas ini.

Baca Juga: Perbedaan FOB dan CIF, Metode Pembayaran Perdagangan Internasional

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya