Bank Dunia Hentikan Laporan Ease of Doing Business

Penyebabnya karena ditemukan penyimpangan dalam laporan

Jakarta, IDN Times – Grup Bank Dunia (World Bank Group) mengumumkan akan menghentikan laporan ‘Ease of Doing Business’. Pengumuman pada Kamis (16/9/2021) ini, setelah bank menemukan ada penyimpangan data pada laporan tahun 2018 dan 2020.

“Setelah meninjau semua informasi yang tersedia hingga saat ini tentang Doing Business, termasuk temuan tinjauan sebelumnya, audit, dan laporan yang dirilis Bank hari ini atas nama Dewan Direktur Eksekutif, manajemen Grup Bank Dunia telah mengambil keputusan untuk menghentikan laporan Doing Business,” demikian pernyataan resmi Grup Bank Dunia, pada Kamis yang dikutip dari Yahoo News.

Baca Juga: Bank Dunia Setop Kucuran Bantuan ke Afghanistan yang Dikuasai Taliban

1. Hasil temuan penyelidikan

Bank Dunia Hentikan Laporan Ease of Doing Businessinstagram.com/kristalina.georgieva

Bank Dunia telah merilis temuan penyelidikannya terhadap penyimpangan data yang ditemukan pada laporan 2018 dan 2020 itu.

Laporan investigasi tentang penyimpangan data dalam Doing Business 2018 dan Doing Business 2020, menyebutkan peran Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.

“Perubahan data China dalam Doing Business 2018 tampaknya merupakan produk dari dua jenis tekanan berbeda, yang diterapkan oleh pimpinan bank pada tim Doing Business,” demikian laporan Bank Dunia.

“Tekanan yang diterapkan oleh CEO Georgieva dan penasihatnya, Mr Djankov, untuk membuat perubahan spesifik pada titik data China dalam upaya untuk meningkatkan peringkatnya pada saat yang sama, ketika negara itu diharapkan memainkan peran kunci dalam kampanye peningkatan modal bank,” tambahnya.

2. Ada perubahan data pada Arab Saudi dan UEA

Bank Dunia Hentikan Laporan Ease of Doing BusinessMenko Luhut Pandjaitan usai berdialog dengan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva (Dokumentasi Kemenko Marves)

Dalam pernyataannya, Bank Dunia juga mengatakan bahwa ada perubahan pada data Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam Doing Business 2020. Bank Dunia menyebut, perubahan data itu kemungkinan merupakan hasil dari upaya anggota staf senior Bank.

“Untuk mencapai hasil yang diinginkan dan memberi penghargaan kepada Arab Saudi atas peran penting yang dimainkannya dalam komunitas Bank, termasuk proyek RAS yang signifikan dan berkelanjutan,” ujar Bank Dunia.

Menurut penjelasan Bank Dunia di websitenya, RAS adalah program yang ditawarkan oleh Bank Dunia kepada kliennya di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi. Tidak seperti produk pinjaman, RAS adalah instrumen yang dikembangkan untuk memberikan layanan konsultasi kepada klien yang memenuhi syarat, yang membutuhkan layanan yang tidak dapat sepenuhnya didanai dari program negara Bank Dunia.

Baca Juga: World Bank Soroti Kasus Kematian COVID-19 di RI Tertinggi di Dunia

3. Akan ada pendekatan penilaian baru

Bank Dunia Hentikan Laporan Ease of Doing Businesssebuah rapat parlemen di Rwanda (blogs.worldbank.org/Sam Ngendahimana)

Sebagai dampak dari penemuan penyimpangan yang melibatkan mantan staf bank dan pejabat dewan ini, Bank Dunia mengatakan akan melakukan pendekatan baru untuk menilai iklim bisnis dan investasi negara-negara.

Sebagai informasi, Ease of Doing Business Index merupakan indeks yang dibuat oleh Bank Dunia untuk memeringkat kemudahan berusaha di suatu negara. Pemeringkatan dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah parameter yang berbeda.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya