Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Menguat Tipis Hari Ini

Ada banyak sentimen positif dari dalam dan luar negeri

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (25/2/2021). Menurut Bloomberg, rupiah menguat 2,5 poin atau 0.02 persen ke level Rp14.082.

Pada penutupan hari sebelumnya rupiah berada di level Rp14.085 per dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Minim Sentimen, Rupiah Dibuka Melemah Tipis Pagi Ini Terhadap Dolar

1. Sesuai perkiraan, rupiah menguat karena banyak sentimen positif

Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Menguat Tipis Hari IniIlustrasi Uang Rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Penguatan rupiah ini sesuai dengan perkiraan Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi. Dalam pernyataannya pada Rabu sore, Ibrahim mengatakan rupiah akan menguat tipis pada penutupan hari ini akibat banyaknya kabar baik yang terjadi.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.050-Rp14.100,” katanya pada Rabu.

2. Rupiah menguat 3 hari beruntun

Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Menguat Tipis Hari IniIDN Times/Holy Kartika

Penguatan rupiah hari ini menandakan penguatan hari ketiga beruntun bagi mata uang tersebut terhadap dolar AS.

Sebelumnya Ibrahim mengatakan salah satu faktor yang menyebabkan penguatan rupiah atau melemahnya indeks dolar adalah karena kebijakan yang dikeluarkan bank sentral AS, The Federal Reserve.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk suku bunga rendah dan pembelian obligasi untuk mendukung pemulihan ekonomi AS. Dukungan Fed itu telah diprediksi akan menjadi faktor negatif jangka panjang bagi dolar.

“Powell juga menepis kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang longgar dapat menyebabkan inflasi dan gelembung keuangan yang telah mendominasi 2021 sejauh skeptisisme tumbuh atas reli saham global,” ungkapnya.

Baca Juga: Daftar Lengkap Kode Bank di Indonesia

3. Kebijakan BI dorong nilai rupiah

Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Menguat Tipis Hari Iniilustrasi uang rupiah (IDN Times/Umi Kalsum)

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga terus melakukan upaya untuk menopang perekonomian yang telah dihancurkan pandemik COVID-19.

Gubernur Bank Indonesia sudah beberapa kali menurunkan suku bunga acuan, tujuan utamanya adalah untuk membantu memulihkan ekonomi dari pandemik COVID-19 dan menstabilkan mata uang rupiah.

“Namun penurunan suku bunga BI tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit perbankkan alhasil apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga tidak berjalan sesuai dengan regulasi yang diinginkan oleh gubernur BI,” katanya, Rabu.

Baca Juga: BI Sudah Turunkan Suku Bunga, Kapan Bank Turunkan KPR?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya