Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Perkasa Hari Ini

Ada banyak sentimen positif dari dalam dan luar negeri

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat pada perdagangan Rabu (27/1/2021), yaitu menguat 15 poin ke level Rp14.050 dari penutupan hari sebelumnya di level Rp14.065.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah dipicu oleh banyaknya kabar baik yang terjadi hari ini.

“Pasar menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve AS yang akan menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari dan akan menyerahkan keputusan kebijakannya di kemudian hari. Bank sentral secara luas diharapkan untuk menjaga kebijakan tetap stabil,” jelasnya dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Rabu.

Baca Juga: Ekonom: Stimulus dengan Gelontorkan Dana Bukan Solusi di Masa Pandemik

1. Investor optimistis soal rencana pendanaan Presiden Biden

Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Perkasa Hari IniIlustrasi Uang (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Dalam penjelasannya, Ibrahim juga mengatakan bahwa saat ini investor sedang berhati-hati dalam mengambil keputusan dan fokus menunggu rincian tentang waktu dan ukuran langkah stimulus Amerika Serikat (AS) lebih lanjut. Presiden baru AS Joe Biden telah merencanakan anggaran raksasa untuk menopang ekonomi AS akibat terdampak pandemik COVID-19.

“Pemimpin Mayoritas Senat Charles Schumer mengatakan pada hari Selasa bahwa pemungutan suara pada resolusi anggaran, kemungkinan langkah pertama untuk meloloskan paket stimulus 1,9 triliun dolar yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden dapat dilakukan pada awal minggu berikutnya,” katanya.

“Schumer menambahkan bahwa Senat akan bergerak maju dengan rencana Biden, dan tanpa dukungan anggota parlemen dari Partai Republik jika perlu.”

2. Ada optimisme pertumbuhan ekonomi global

Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Perkasa Hari Iniartikel

Ibrahim lebih lanjut menjelaskan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) juga memberikan kabar baik, dengan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini.

“Dana Moneter Internasional meningkatkan perkiraannya untuk pertumbuhan global 2021, dengan mengatakan bahwa mereka sekarang mengharapkan ekonomi global tumbuh 5,5 persen tahun ini, kenaikan 0,3 poin persentase dari perkiraan Oktober 2020, dan produk domestik bruto global tumbuh 4,2 persen pada 2022,” jelasnya.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa varian COVID-19 baru dapat menimbulkan risiko pemulihan ekonomi. Jumlah kasus COVID-19 global juga melampaui angka 100 juta pada 27 Januari, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Baca Juga: Joe Biden Teken Perintah Eksekutif, Apa Isinya?

3. Optimisme dari dalam negeri

Banyak Kabar Baik, Rupiah Ditutup Perkasa Hari IniIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu dari dalam negeri, Ibrahim menyebut para pelaku pasar sedang menunggu aturan turunan UU Cipta Kerja yang akan segera diumumkan dalam bulan depan oleh Pemerintah. Aturan ini berupa rancangan peraturan pemerintah (rpp) dan rancangan peraturan presiden (raperpres).

Aturan turunan UU Cipta Kerja akan membuat implementasi reformasi dan transformasi struktural bisa segera dilakukan, katanya. Pemerintah juga menjamin implementasinya akan berjalan baik, sehingga tujuan dari penerbitan aturan itu tercapai, jelasnya.

“Bahkan, antusias dari investor pun tinggi dalam merespons penerbitan UU Cipta Kerja karena dapat memperbaiki iklim investasi. Selain itu dapat menambah daya saing industri nasional untuk bersaing di pasar internasional, hal ini akan bisa membuat Indonesia meningkatkan aliran investasi ke dalam negeri, khususnya berupa investasi yang ramah lingkungan dari hulu hingga hilir. Salah satunya ke rencana pembangunan industri mobil dan baterai listrik,” jelas Ibrahim.

“Informasi tentang turunan UU Cipta Kerja yang akan segera diumumkan membuat pelaku pasar kembali optimis, bahwa reformasi kebijakan akan segera dijalankan sehingga arus modal asing kembali masuk dalam pasar finansial dalam negeri,” lanjutnya.

Baca Juga: Rupiah Masih Butuh Energi, Sempat Dibuka Menguat

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya