Bertaruh Nyawa Rawat Pasien COVID, Puluhan Nakes Belum Dapat Insentif

Ada 41 tenaga kesehatan belum mendapat insentif sampai 6 Mei

Jakarta, IDN Times – Firdaus Ferdiansyah dari Lapor COVID-19 mengatakan hingga bulan Mei ini masih ada tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien COVID-19, belum mendapatkan insentif sebagaimana ditentukan oleh pemerintah.

Dalam konferensi pers pada Selasa (11/5/2021), Firdaus mengatakan setidaknya ada sekitar 41 tenaga kesehatan yang belum menerima insentif per 6 Mei 2021.

“Ada sekitar 41 nakes yang belum menerima insentif, 30 lainnya sudah menerima, tetapi mereka juga menyampaikan keluhan. Artinya insentif atau penyaluran insentif mereka bermasalah,” katanya.

“Masalahnya bermacam-macam, bisa jumlahnya tiap periode berbeda atau penyaluran tidak teratur atau terlambat atau terjadi pemotongan,” lanjutnya.

Baca Juga: Kisah Perawat Berjibaku Layani Pasien COVID-19: Bahagia Saat Sembuh

1. Masalah yang dihadapi para nakes

Bertaruh Nyawa Rawat Pasien COVID, Puluhan Nakes Belum Dapat InsentifPerawat ICU RSPP Modular Simprug, Novi Citra Lenggana. Dok. Humas RSPP

Dalam pemaparannya, Firdaus mencontohkan laporan yang diterima dari tenaga kesehatan di RS Swasta di daerah Batu, Malang, Jawa Timur. Ia menyebut nakes tersebut melaporkan insentifnya dipotong dari seharusnya Rp7,5 juta menjadi hanya Rp3 juta per bulan per orang.

“Dan itu sudah terjadi sejak awal. Jadi sejak mereka bertugas dan sejak pertama kali mereka mendapatkan insentif, itu sudah dipotong. Itu berlanjut hingga September 2020,” jelasnya.

“Ternyata yang lebih mengkhawatirkan lagi ternyata sejak November hingga sekarang, mereka juga tidak mendapatkan insentif,” dia melanjutkan.

2. Penerimaan tidak teratur

Bertaruh Nyawa Rawat Pasien COVID, Puluhan Nakes Belum Dapat InsentifIlustrasi perawat RSUP Dr Kariadi Semarang meninggal dunia karena COVID-19. Dok. RS Dr Kariadi

Kejadian serupa juga terjadi di Nganjuk, Jawa Timur, yang menurut Firdaus juga terdapat banyak laporan.

“Insentif dari Pemda untuk bulan Maret hingga Mei 2020 sebesar Rp8,7 juta, untuk bulan Juni 2020 tidak dapat insentif, lalu kemudian di Juli dan Agustus 2020 mendapat insentif dari Kementerian Kesehatan sebesar Rp15 juta. Berikutnya September 2020 hingga sekarang, hingga April 2021 tidak lagi mendapatkan insentif,” kata dia.

“Ini kemudian tadi saya sebutkan bahwa periodenya berbeda, periode penerimaan berbeda dan juga tidak teratur.”

Baca Juga: Kisah Perawat COVID-19: Jauh dari Keluarga dan Saksikan Rekan Gugur

3. Ada 16 nakes terpapar COVID-19

Bertaruh Nyawa Rawat Pasien COVID, Puluhan Nakes Belum Dapat InsentifRolasih Yufarini, Perawat di RSPP Extention Modular Simprug Rujukan COVID-19 (Dok. Humas RSPP)

Firdaus kemudian menjelaskan bahwa dari 41 nakes yang belum mendapatkan insentif, 16 di antaranya terpapar COVID-19.

“Dari 16 nakes yang terinfeksi atau terpapar COVID-19, 14 di antaranya adalah mereka yang melayani atau merawat pasien COVID-19 secara langsung dan dua di antaranya tidak secara langsung,” jelasnya.

Ia kemudian mengatakan bahwa mereka mendapatkan temuan lain di lapangan, di mana berdasarkan data yang diterima dari para nakes Indonesia per 10 Mei 2020, terdapat kurang lebih 1.500 perawat yang belum menerima insentif bulan November hingga Desember 2020.

“Sedangkan pada bulan Januari 2021 terdapat sekitar 400 perawat yang belum mendapatkan insentif. Di mana situasi ini tentu hampir mirip di antara bulan Februari dan juga April dimana ada sekitar 1.500 perawat tidak menerima hak mereka sebagai relawan pandemi,” ujarnya.

“Kita juga mendapatkan laporan dari RS lapangan khusus penanganan COVID-19 di Indrapura, Surabaya di mana mereka juga tidak mendapatkan insentif padahal mereka berada di bawah naungan Kemenkes sebagai RS lapangan,” jelas Firdaus.

Baca Juga: Insentif Tidak Kunjung Cair, Nakes Wisma Atlet Justru Diberhentikan

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya