BI: Pesantren Jadi Pemain Kunci dalam Industri Halal

Banyak melibatkan perempuan, khususnya para santri

Jakarta, IDN Times – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan pesantren merupakan kekuatan strategis yang menjadi pemain kunci dalam industri halal untuk mendukung perekonomian nasional.

Menurut Destry, potensi itu tercermin dari besarnya komunitas pesantren yang ada di Indonesia, yang jumlahnya tidak kurang dari 27.722 pesantren. Sementara itu, total santri yang ada di Indonesia mencapai 4 juta orang santri yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Sehingga ini menyebabkan pesantren sebagai kekuatan strategis untuk menjadi pemain kunci dalam industri halal mendukung perekonomian nasional,” katanya dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Rabu (21/4/2021).

Baca Juga: BI Mendukung Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren di Sulawesi dan Papua

1. Aktivitas ekonomi pesantren belum optimal

BI: Pesantren Jadi Pemain Kunci dalam Industri HalalIDN Times/Galih Persiana

Dalam penjelasannya, Destry mengatakan bahwa aktivitas ekonomi di pesantren sebenarnya sudah dimulai sejak lama, namun belum optimal. Oleh karena itu, BI melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak sektor tersebut, seperti melakukan pemberdayaan pesantren melalui pembentukan holding himpunan ekonomi bisnis pesantren atau Hebitren.

“Hebitren akan menjadi salah satu prioritas untuk dikembangkan kedepannya,” katanya.

Destry menjelaskan bahwa holding bisnis pesantren ini merupakan gabungan unit usaha dalam bentuk koperasi dari banyak pesantren di wilayah yang berdekatan. Ia juga menyebut upaya pembentukan Hebitren sejalan dengan langkah BI memperkuat implementasi kebijakan dalam rangka peningkatan korporatisasi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

“Itu termasuk unit usaha syariah di pesantren melalui konsep korporatisasi, di mana dengan adanya pembentukan holding ini maka bukan saja aktivitas ekonomi pesantren menjadi makin besar, tetapi juga memiliki bargaining power yang kuat, khususnya dalam penentuan harga dan pada gilirannya hal ini akan meningkatkan kemandirian pesantren dalam menjalankan kegiatan utamanya,” papar Destry.

2. Sejumlah sektor yang menjadi fokus Hebitren

BI: Pesantren Jadi Pemain Kunci dalam Industri HalalANTARA/Satyagraha

Destry lebih lanjut mengatakan yakin bahwa holding ini akan meningkatkan akses keuangan atau pembiayaan dan akses pasar, termasuk peningkatan tata kelola pesantren.

“Hebitren diharapkan dapat berkontribusi aktif melalui pengembangan usaha syariah dalam mendukung PEN (pemulihan ekonomi nasional) di tengah pandemik,” ujarnya.

Ia mengatakan berbagai sektor usaha yang dikembangan seperti pertanian terintegrasi, industri pengolahan makanan, industri pakaian, energi terbarukan dan usaha syariah lainnya yang halal yang akan diintegrasikan menjadi unit usaha yang lebih besar.

Baca Juga: Sederet Jurus BI Genjot Ekonomi Syariah dan Pulihkan Ekonomi RI

3. Melibatkan perempuan

BI: Pesantren Jadi Pemain Kunci dalam Industri HalalIDN Times/Galih Persiana

Destry lebih lanjut mengatakan bahwa dalam rangka implementasi digitalisasi ekonomi dan keuangan, BI bersama stakeholder terkait telah menginisiasi berbagai pilot project, di antaranya adalah pembangunan green house tanaman hortikultura berbasis Internet of Things (IoT) di pesantren, pengembangan virtual market pesantren dan sistem akuntansi pesantren Indonesia atau SANTRI, dan pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah yang dilakukan oleh BI bersama stakeholder.

“Berbagai program pengembangan usaha syariah dilakukan dengan melibatkan peran perempuan baik pelaku usaha syariah secara umum maupun para santri putri di lingkungan pesantren,” ujarnya.

Destry menyebut, berbagai sektor usaha yang dikembangkan di antaranya termasuk fashion dengan konsep sustainable fashion. Di mana produknya termasuk hands craft, berbagai macam tas dengan bahan alami, dan tenun yang produknya sudah go internasional.

“Selain fashion, juga dilakukan pengembangan korporasi di mana motor penggeraknya adalah perempuan dengan berbagai produk olahan kelapa dan juga kualitas ekspor,” imbuh dia.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya