Bos IMF Bantah Tuduhan Pro-China dan Manipulasi Laporan Bank Dunia

Kristalina Georgieva dituding manipulasi laporan EODB

Jakarta, IDN Times – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Jumat (17/9/2021) membantah tuduhan World Bank (Bank Dunia) terkait perannya dalam memanipulasi data di laporan Ease of Doing Business (EODB). Bank Dunia sudah memutuskan untuk menyetop laporan rutin yang berisi pemeringkatan negara berdasarkan tingkat kemudahan berbisnis itu, setelah ditemukan dugaan manipulasi.

Kamis lalu, Bank Dunia menyebut bahwa Georgieva telah menekan staf Bank Dunia untuk mengubah data laporan tersebut untuk mendukung China. Hal itu diduga terjadi saat ia menjabat sebagai CEO Bank Dunia.

Namun, Georgieva mengatakan tuduhan itu tidak benar. Bantahan itu disampaikan Georgieva di saat dewan eksekutif IMF meluncurkan tinjauan resmi tentang masalah tersebut.

“Biarkan saya menjelaskannya secara sederhana kepada Anda. Tidak benar. Baik dalam kasus ini, maupun sebelum atau sesudahnya, saya telah menekan staf untuk memanipulasi data,” kata Georgieva kepada staf IMF dalam pertemuan dengan 2.700 staf IMF.

Baca Juga: Bahlil Yakin Kemudahan Bisnis RI Oke meski Tanpa Laporan Bank Dunia

1. Penyangkalan Georgieva

Bos IMF Bantah Tuduhan Pro-China dan Manipulasi Laporan Bank DuniaMenko Luhut Pandjaitan usai berdialog dengan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva (Dokumentasi Kemenko Marves)

Menurut Channel News Asia, berdasarkan transkrip catatan pertemuan yang diterima Reuters, Georgieva mengatakan kepada staf IMF bahwa dia sangat menghargai data dan analisis dan tidak menekan staf untuk mengubahnya.

Pada hari di mana Bank Dunia merilis laporan yang menuduh dirinya, Georgieva menyatakan bahwa dia pada dasarnya tidak setuju dengan temuan tersebut. Laporan itu disiapkan oleh firma hukum WilmerHale atas permintaan komite etika Bank Dunia.

2. Laporan Bank Dunia soal manipulasi laporan EODB

Bos IMF Bantah Tuduhan Pro-China dan Manipulasi Laporan Bank DuniaIlustrasi bank dunia (ANTARA FOTO)

Laporan Bank Dunia tersebut menemukan bahwa Georgieva dan pejabat senior Bank Dunia lainnya telah menerapkan tekanan yang tidak semestinya pada staf untuk meningkatkan peringkat China dalam laporan EODB.

Sementara itu, WilmerHale mengatakan sedang mengerjakan laporan kedua yang akan membahas mengenai potensi kesalahan anggota staf sehubungan dengan penyimpangan data laporan.

Akibat penemuan tersebut, pada Kamis lalu Bank Dunia mengatakan akan menyetop seri laporan EODB yang telah berjalan sejak 2003. Langkah ini mengecewakan investor yang mengandalkan laporan tersebut untuk membantu mereka menilai risiko suatu negara sebelum melakukan investasi.

Baca Juga: Bank Dunia Hentikan Laporan Ease of Doing Business

3. IMF tinjau laporan World Bank

Bos IMF Bantah Tuduhan Pro-China dan Manipulasi Laporan Bank Duniawww.am2018bali.go.id

Sebagai tanggapan atas laporan itu, juru bicara IMF Gerry Rice pada Jumat mengatakan bahwa komite etika dewan eksekutif IMF sedang meninjau laporan tersebut. Georgieva telah memberikan pengarahan kepada dewan tentang tuduhan Bank Dunia itu sehari sebelumnya.

“Sebagai bagian dari prosedur reguler dalam masalah seperti itu, komite etik akan melapor ke dewan,” jelas Rice, tetapi tidak memberikan jadwal untuk kesimpulan apa pun.

Kejadian memanipulasi data itu sendiri dikabarkan terjadi saat Bank Dunia, pemberi pinjaman multilateral yang berbasis di Amerika Serikat (AS), sedang mencari dukungan China untuk peningkatan modal yang besar pada saat itu. Upaya itu diawasi oleh Georgieva, sebagai CEO-nya, dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.

Georgieva telah memimpin IMF sejak Oktober 2019. Ia memainkan peran utama dalam respons global terhadap pandemik COVID-19 sambil mengamankan dukungan untuk distribusi cadangan moneter IMF senilai 650 miliar dolar AS ke 190 negara anggota IMF.

Beberapa negara anggota IMF, yang mendanai pinjaman darurat dan proyek-proyek lain yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan memperkuat stabilitas keuangan global, menyuarakan keprihatinan mereka. Mereka juga mengatakan sedang meninjau laporan etika. Negara-negara itu termasuk Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jepang.

Baca Juga: Fakta-fakta Kemudahan Bisnis dan Investasi di RI yang Tertinggal Jauh

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya