Cetak Rekor Belanja di AS Tahun Ini, Apa Itu Black Friday?

Belanja warga AS di Black Friday cetak rekor

Jakarta, IDN Times – Jumlah pengeluaran yang dihabiskan konsumen Amerika Serikat (AS) di hari Black Friday atau Jumat Hitam dilaporkan mencapai rekor baru setelah melonjak hampir 22 persen tahun ini, menurut data dari Adobe Analytics.

Namun, selain dikenal sebagai hari belanja besar-besaran di AS dan hari yang jatuh sehari setelah Thanksgiving, apa sebenarnya Black Friday dan bagaimana hari itu bisa tercipta?

Baca Juga: Melihat Sejarah Gelap Black Friday, Ajang Belanja Terbesar di Amerika

1. Sejarah Black Friday

Cetak Rekor Belanja di AS Tahun Ini, Apa Itu Black Friday?Ilustrasi belanja (IDN Times/Arief Rahmat)

Istilah Black Friday pertama kali muncul pada awal 1960-an. Saat itu, petugas polisi di Philadelphia mulai menggunakan frasa “Black Friday” untuk menggambarkan kekacauan yang terjadi ketika sejumlah besar turis pinggiran kota datang ke kota itu untuk memulai belanja liburan mereka. Sebagian turis itu juga menghadiri pertandingan sepak bola tahunan Angkatan Darat-Angkatan Laut yang digelar di hari Sabtu.

Kerumunan besar turis itu membuat pusing polisi dan memaksa para petugas bekerja lebih lama dari biasanya karena harus menangani kemacetan lalu lintas, kecelakaan, pencurian, dan masalah lainnya.

Menurut Britannica, para pedagang di kota itu telah berusaha mengubah istilah Black Friday menjadi Jumat Besar atau Big Friday, namun tidak berhasil. Baru kemudian pada akhir 1980-an, makna Black Friday berubah menjadi peningkatan positif dalam penjualan ritel karena pada hari itu laba yang biasanya merah berubah menjadi hitam. Pada masa itu, istilah itu juga mulai dipakai secara nasional.

Secara historis, Black Friday juga memiliki konotasi lain, yang tidak terkait dengan belanja. Pada 1869, pemodal Wall Street, Jay Gould dan Jim Fisk, berusaha memonopoli pasar emas negara di Bursa Emas New York dengan membeli logam mulia sebanyak mungkin. Tujuan mereka melakukan itu adalah supaya harga emas meroket.

Namun pada hari Jumat, 24 September, intervensi oleh Presiden Ulysses S Grant menyebabkan rencana mereka berantakan. Pasar saham langsung anjlok, menyebabkan ribuan orang Amerika bangkrut.

2. Belanja online Black Friday 2020 cetak rekor

Cetak Rekor Belanja di AS Tahun Ini, Apa Itu Black Friday?Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagaimana disampaikan Adobe Analytics, jumlah pengeluaran online pada Black Friday tahun ini mencapai rekor baru. Menurut perhitungan situs itu, konsumen AS menghabiskan 9 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp 126 triliun di web pada hari itu. Angka itu naik 21,6 persen dari tahun ke tahun, menurut Adobe.

Untuk mendapatkan data itu, Adobe menganalisis transaksi 80 dari 100 situs web pengecer online teratas AS. Angka itu menjadikan Black Friday 2020 sebagai hari belanja online terbesar kedua dalam sejarah di Amerika Serikat, setelah Cyber ​​Monday tahun lalu, kata Adobe. Cyber ​​Monday tahun ini sendiri diyakini akan menjadi hari penjualan digital terbesar yang pernah ada.

Pengeluaran konsumen pada Cyber Monday tahun ini diperkirakan mencapai antara 10,8 miliar dolar Amerika sampai 12,7 miliar dolar. Itu berarti mencatatkan pertumbuhan 15% hingga 35% dari tahun sebelumnya, lapor CNBC.

3. Jenis barang yang paling banyak diburu

Cetak Rekor Belanja di AS Tahun Ini, Apa Itu Black Friday?Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Taylor Schreiner, direktur di Adobe Digital Insights, beberapa barang yang paling banyak dibeli konsumen di Black Friday adalah perangkat elektronik.

“Konsol, ponsel, perangkat pintar, dan TV baru merupakan produk yang secara tradisional banyak dibeli di Black Friday online tahun ini bersama dengan beberapa produk yang tidak lazim dibeli di Black Friday seperti bahan makanan, pakaian, dan alkohol, yang sebelumnya dibeli di toko,” katanya.

Menurut Adobe, pada Black Friday ini konsumen menghabiskan 6,3 juta dolar AS dalam belanja online per menit, atau rata-rata 27,50 dolar AS per orang. Pengeluaran untuk smartphone melonjak 25,3 persen dari tahun ke tahun mencapai 3,6 miliar dolar. Jumlah ini mewakili 40 persen dari total pengeluaran e-commerce, jelasnya.

Selain barang-barang itu, item populer lainnya di Black Friday termasuk Hot Wheels, set Lego, Apple AirPods, Apple Watches, perangkat Amazon Echo dan Samsung TV, menurut data Adobe.

Baca Juga: 5 Tips Belanja Kebutuhan Pokok secara Online 

4. Black Friday yang berbeda

Cetak Rekor Belanja di AS Tahun Ini, Apa Itu Black Friday?Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Acara belanja Black Friday tahun 2020 ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena orang-orang tidak memadati pusat-pusat perbelanjaan akibat adanya pandemik virus corona (COVID-19).

Pandemik asal Wuhan, Tiongkok itu telah membuat para penjual atau pengecer mengimbau pelanggan untuk melakukan pembelian secara online.

Langkah itu diambil para pedagang karena AS kini memiliki kasus corona terbanyak di dunia, yaitu mencapai 13.750.608 kasus positif per Senin (30/11/2020), menurut Worldometers.

Baca Juga: Melihat Sejarah Gelap Black Friday, Ajang Belanja Terbesar di Amerika

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya