China Mau Genjot Produksi Batu Bara 300 Juta Ton Tahun Ini

Batu bara disebutnya penting untuk keamanan energi

Jakarta, IDN Times – China mempromosikan pembangkit listrik berbahan bakar batubara saat Partai Komunis yang berkuasa mencoba menghidupkan kembali ekonomi yang lesu. Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa China akan mengalami kemunduran dalam upayanya mengurangi emisi karbon untuk memerangi perubahan iklim.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/4/2022), dalam rencana resminya China menyerukan untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara sebesar 300 juta ton tahun ini. Itu sama dengan 7 persen dari output tahun lalu yang sebesar 4,1 miliar ton, yang merupakan peningkatan 5,7 persen dibandingkan tahun 2020.

China adalah salah satu investor terbesar dalam angin dan surya, tetapi para pemimpin yang gelisah menyerukan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara setelah pertumbuhan ekonomi anjlok tahun lalu dan kelangkaan menyebabkan pemadaman dan penutupan pabrik. Serangan Rusia di Ukraina menambah kecemasan bahwa pasokan minyak dan batu bara asing mungkin terganggu.

“Mentalitas memastikan keamanan energi telah menjadi dominan, mengalahkan netralitas karbon,” kata Li Shuo, penasihat kebijakan global senior untuk Greenpeace.

“Kami bergerak ke periode waktu yang relatif tidak menguntungkan untuk aksi iklim di China,” tambahnya.

Baca Juga: Puluhan Mak-Mak Asal Lahat Sumsel Demo Protes Jalur Batu Bara

1. Batu bara penting untuk keamanan energi

China Mau Genjot Produksi Batu Bara 300 Juta Ton Tahun IniIlustrasi tongkang mengangkut batu bara (IDN Times/Yuda Almerio)

Majalah berita bisnis Caixin mengabarkan bahwa para pejabat di Kabinet pada pertemuan 20 April yang menyetujui rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengatakan bahwa batu bara penting untuk keamanan energi.

Partai yang berkuasa juga sedang membangun pembangkit listrik untuk menyuntikkan uang ke dalam perekonomian dan menghidupkan kembali pertumbuhan yang merosot menjadi 4 persen selama setahun sebelumnya pada kuartal terakhir tahun 2021.

2. Ancaman terhadap iklim

China Mau Genjot Produksi Batu Bara 300 Juta Ton Tahun Iniilustrasi batu bara (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Namun di sisi lain, keputusan China menimbulkan kekhawatiran karena negara-negara dunia telah berjanji untuk mencoba membatasi pemanasan atmosfer hingga 2 derajat Celcius di atas tingkat masa pra-industri.

Para ilmuwan mengatakan bahkan jika dunia berhasil mencapai target 2 derajat dalam pakta iklim Paris 2015 dan perjanjian tindak lanjut Glasgow 2021, itu masih akan menyebabkan permukaan laut yang lebih tinggi, badai yang lebih kuat, kepunahan tumbuhan dan hewan, dan lebih banyak orang mati karena panas, kabut asap dan penyakit menular.

China adalah produsen dan konsumen utama batu bara. Tren global bergantung pada apa yang dilakukan negara itu.

Baca Juga: Sumsel Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Batu Bara dan Sawit

3. Janji China

China Mau Genjot Produksi Batu Bara 300 Juta Ton Tahun Iniilustrasi batu bara (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Partai Komunis sendiri telah menolak komitmen yang mengikat terkait pengurangan emisi, dengan alasan kebutuhan pembangunan ekonominya. China juga telah menghindari bergabung dengan negara-negara yang berjanji untuk menghapus penggunaan tenaga batu bara secara bertahap.

Dalam pidatonya pada 2020 di PBB, Presiden China Xi Jinping mengatakan emisi karbon akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, tetapi dia tidak mengumumkan target untuk jumlah tersebut. Xi mengatakan China bertujuan untuk netralitas karbon, atau menghilangkan sebanyak mungkin karbon dari atmosfer dengan menanam pohon dan taktik lain seperti yang disampaikan oleh industri dan rumah tangga, pada tahun 2060.

Menurut World Resources Institute, China menyumbang 26,1 persen dari emisi global, lebih dari dua kali lipat bagian AS yang sebesar 12,8 persen. Rhodium Group, sebuah perusahaan riset, mengatakan China mengeluarkan lebih banyak dari gabungan semua negara maju.

Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Aturan Pajak Batu Bara dan Pertambangannya

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya