Diduga Ladang Ganja di Inggris, Pas Digerebek Ternyata Tambang Bitcoin

Tambang itu mencuri listrik senilai ribuan pound

Jakarta, IDN Times – Tambang Bitcoin besar-besaran ditemukan di Inggris setelah polisi menggerebek sebuah lokasi yang dicurigai sebagai ladang ganja. Tambang itu terletak di sebuah unit industri di pinggiran kota Birmingham, Inggris.

"Tambang telah mencuri listrik senilai ribuan poundsterling dari pasokan listrik," kata Polisi West Midlands pada Kamis (27/5/2021), dikutip dari CNBC.

Baca Juga: Berpaling dari Bitcoin, Elon Musk Ungkap Alasan Dukung Dogecoin

1. Dicurigai ladang ganja

Diduga Ladang Ganja di Inggris, Pas Digerebek Ternyata Tambang BitcoinPixabay/mohamed Hassan

Polisi menggeledah lokasi yang ada di wilayah Sandwell pada 18 Mei 2021 lalu, setelah intelijen melakukan pengamatan dan meyakini lokasi itu digunakan sebagai pertanian ganja.

"Banyak orang mengunjungi unit di berbagai titik hari itu," kata polisi.

Mereka juga mengatakan ada banyak kabel dan saluran ventilasi yang terlihat. Pesawat tak berawak polisi juga mendeteksi banyak panas yang datang dari gedung.

"Ini semua adalah tanda klasik dari pertanian ganja," jelas polisi.

2. Ada ratusan komputer di lokasi

Diduga Ladang Ganja di Inggris, Pas Digerebek Ternyata Tambang BitcoinIlustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Toru Hanai)

Namun, bukannya menemukan ladang ganja, saat penggerebekan polisi malah menemukan sekitar 100 komputer di lokasi itu.

"Ini jelas bukan yang kami harapkan. Lokasi itu memiliki semua keunggulan dari pengaturan budidaya ganja dan saya percaya ini hanya tambang kripto kedua yang kami temui di West Midlands," kata Jennifer Griffin, sersan polisi Sandwell, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Elon Musk Bahas Mining Ramah Lingkungan, Harga Bitcoin Melonjak Tajam

3. Penambangan Bitcoin makan banyak listrik

Diduga Ladang Ganja di Inggris, Pas Digerebek Ternyata Tambang BitcoinPixabay/tom bark

Penambang (mining) Bitcoin dilakukan menggunakan komputer yang dibuat khusus untuk menyelesaikan persamaan matematika kompleks secara efektif memungkinkan transaksi Bitcoin untuk dilalui. Para penambang akan diberi imbalan mata uang digital (cryptocurrency) atas pekerjaan mereka.

Namun, seluruh proses ini membutuhkan banyak energi karena jumlah daya yang digunakan oleh komputer-komputer itu sangat besar. Penambangan Bitcoin bahkan memiliki jejak karbon yang sebanding dengan Selandia Baru, menghasilkan 36,95 megaton CO2 setiap tahun, menurut Digiconomist.

"Pemahaman saya adalah penambangan untuk cryptocurrency itu sendiri tidak ilegal tetapi jelas mengabstraksi dari pasokan ke sumber listrik," kata Griffin.

Laporan menyebut peralatan komputer telah disita tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan.

Baca Juga: Elon Musk Bahas Mining Ramah Lingkungan, Harga Bitcoin Melonjak Tajam

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya