Ekspor Indonesia Diprediksi Hampir Rp5 Ribu Triliun di 2030

RI punya posisi strategis di perdagangan global masa depan

Jakarta, IDN Times – Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara yang akan naik daun dalam bidang perdagangan global dalam beberapa tahun mendatang.

Penelitian baru oleh Standard Chartered, Future of Trade 2030: Trends and markets to watch, memproyeksikan total ekspor Indonesia akan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata lebih dari 8 persen hingga melampaui 348 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp4.872 triliun pada tahun 2030.

Proyeksi tersebut mengikuti data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ekspor Indonesia berada pada angka tertinggi sepanjang masa di Oktober 2021 sebesar 22,03 miliar dolar AS, naik 6,89 persen dari 21,42 miliar dolar AS pada Agustus 2021. Angka itu dan naik 53,35 persen dari Oktober 2020.

Selain itu, laporan tersebut menemukan bahwa 40 persen perusahaan global saat ini sudah atau berencana untuk berproduksi di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 ke depan.

“Ini adalah bukti bahwa Indonesia akan menjadi pendorong utama pertumbuhan perdagangan global selama satu dekade ke depan,” menurut laporan, sebagaimana diterima IDN Times, Senin (29/11/2021).

Baca Juga: Bank Ekspor Impor: Pengertian, Tugas dan Fungsinya

1. Pasar yang mendorong pertumbuhan global

Ekspor Indonesia Diprediksi Hampir Rp5 Ribu Triliun di 2030Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Penelitian Standard Chartered tersebut juga memperkirakan ekspor global akan mencapai hampir dua kali lipat dari 17,4 triliun dolar AS menjadi 29,7 triliun dolar AS pada dekade berikutnya. Laporan penelitian tersebut mengungkapkan 13 pasar yang akan mendorong sebagian besar pertumbuhan global.

Adapun ke-13 pasar tersebut:

  • Bangladesh: 51 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7 persen
  • India: 563 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7,6 persen
  • Indonesia: 347 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 8,1 persen
  • Kenya: 10 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7,7 persen
  • China Daratan: 5.022 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7,1 persen
  • Malaysia: 498 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 8,3 persen
  • Nigeria: 112 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 9,7 persen
  • Arab Saudi: 354 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7,6 persen
  • Singapura: 687 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7,4 persen
  • Uni Emirat Arab: 298 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 6,1 persen
  • Vietnam: 535 miliar dolar AS ekspor di 2030, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 7,0 persen

Baca Juga: Erick Thohir: Kalau RI Ekspor Bahan Mentah, Apa Bedanya sama Zaman VOC

2. Koridor ekspor terbesar

Ekspor Indonesia Diprediksi Hampir Rp5 Ribu Triliun di 2030Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

China Daratan dan Amerika Serikat terus menjadi koridor ekspor utama bagi Indonesia, yang masing-masing diperkirakan akan menyumbang 20 persen dan 10 persen dari total ekspor pada 2030. Ekspor ke India diproyeksikan tumbuh rata-rata 11,2 persen per tahun hingga 2030, menjadikannya sebagai koridor ekspor terbesar kedua bagi Indonesia di 2030.

Laporan juga menyebut Indonesia akan berinvestasi di industri pengolahan komoditas hilir dan mengembangkan sektor manufakturnya. Di mana sektor-sektor yang akan mendominasi ekspor pada tahun 2030 adalah logam dan mineral (pangsa ekspor di 2030 sebesar 29 persen, CAGR di 2020-2030 sebesar 8,6 persen), agrikultur dan pangan (pangsa ekspor di 2030 sebesar 20 persen, CAGR di 2020-2030 sebesar 8,6 persen), serta tekstil dan pakaian (pangsa ekspor di 2030 sebesar 11 persen, CAGR di 2020-2030 sebesar 6,4 persen).

Baca Juga: Bea Ekspor: Pengertian dan Tujuannya 

3. Indonesia menawarkan posisi strategis di perdagangan global masa depan

Ekspor Indonesia Diprediksi Hampir Rp5 Ribu Triliun di 2030Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Andrew Chia, Cluster CEO Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & Filipina) di Standard Chartered mengatakan proyeksi pertumbuhan perdagangan global sebesar dua kali lipat itu memberikan bukti kuat bahwa globalisasi masih berjalan, dan Indonesia memang menawarkan posisi strategis di perdagangan global masa depan.

“Dengan latar belakang ini, kami terus fokus untuk menjadikan globalisasi sebagai suatu hal yang menguntungkan bagi lebih banyak pasar dan bisnis, mulai dari mikro hingga multinasional, dan mendorong model perdagangan global yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” katanya.

Ia juga menyatakan bahwa dukungan Standard Chartered untuk nasabah-nasabah lokal Indonesia dan multinasional tidak pernah berhenti selama pandemik. Selain itu, katanya, bank juga terus berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan melalui pengenalan solusi keuangan berkelanjutan (sustainable finance solutions)

Bank juga menjadi alat tolok ukur rantai pasokan berkelanjutan (sustainable supply chain benchmarking tool) untuk membantu nasabah-nasabah korporasinya menerapkan praktik perdagangan yang berkelanjutan dan adil di seluruh rantai pasokan mereka ketika Indonesia sedang membangun kembali perekonomiannya pascapandemik.

“Hal ini akan membantu industri ekspor impor Indonesia menjadi lebih berkelanjutan, lebih tangguh, dan bertahan hingga masa yang akan datang,” katanya.

Standard Chartered mengatakan penelitian tersebut berdasarkan pada pemodelan ekonomi untuk proyeksi ekspor, juga mencakup survei terhadap lebih dari 500 C-suite dan pemimpin senior di perusahaan global.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya