Ekspor Indonesia ke Tiongkok No. 4 di ASEAN, Dubes RI: Saya Tidak Puas

Sebelumnya Indonesia di peringkat kelima

Jakarta, IDN Times – Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun mengatakan tidak puas dengan pencapaian Indonesia yang berhasil naik ke peringkat empat dalam hal ekspornya ke Tiongkok di antara negara-negara ASEAN pada 2020.

Menurut Djauhari, Indonesia yang sebelumnya menduduki peringkat kelima, seharusnya bisa berada di posisi pertama. Apalagi Indonesia memiliki sejumlah perjanjian dagang yang memungkinkan negara untuk meningkatkan nilai ekspornya.

“Pada tahun 2020 Indonesia di urutan ke-14 sebagai negara pengekspor terbesar ke Tiongkok. Sedangkan di urutan untuk ASEAN kita naik satu peringkat dari kelima menuju keempat. Kalau ditanya apakah saya puas dengan ini, saya tidak puas. Mestinya we have to be number one, begitu,” jelasnya dalam Raker Kemendag 2021, Kamis (4/3/2021).

“Karena kita adalah comprehensive strategic partnership dari China jadi mestinya ada perlakuan-perlakuan khusus sehingga bisa meningkatkan peringkat kita dari keempat,” lanjut Djauhari.

Menurut Djauhari, ekspor RI ke Tiongkok naik sebesar 10,10 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Jumlahnya mencapai 37,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS), katanya, mengutip data pabean Tiongkok.

Baca Juga: Pakar Tiongkok: Dunia Capai Herd Immunity dalam Dua hingga Tiga Tahun

1. Indonesia unggul dalam hal menerima Investasi

Ekspor Indonesia ke Tiongkok No. 4 di ASEAN, Dubes RI: Saya Tidak PuasIlustrasi Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Djauhari lebih lanjut mengatakan bahwa dalam hal menerima investasi dari Tiongkok di antara negara-negara ASEAN, Indonesia menjadi yang paling unggul, menempati posisi pertama.

“Investasi dari China ke berbagai tempat di ASEAN, Indonesia rangking 1, juga dari Hong Kong,” jelasnya.

Beberapa investasi tersebut termasuk sinergi antara Poros Maritim Global dan Belt and Road Initiative. Ia menyebut sudah ada 4 koridor ekonomi yang disepakati dalam hal ini, yaitu koridor ekonomi di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Bali dan Sulawesi Utara.

“Total investasi sekitar 64 miliar dolar AS,” ujarnya. “Feasibility study sudah dilakukan 4 kali. Mudah-mudahan, dalam waktu dekat ada 6 proyek yang akan dilaksanakan.”

2. Mitra dagang terbesar RI

Ekspor Indonesia ke Tiongkok No. 4 di ASEAN, Dubes RI: Saya Tidak PuasIlustrasi. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Dalam pemaparannya, Djauhari menyebut Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia, yaitu dengan nilai perdagangan mencapai 78,5 miliar pada 2020. Ia mengutip data perdagangan dari pabean Tiongkok.

Namun begitu, Djauhari mengatakan nilai perdagangan tersebut telah menurun akibat terdampak pandemik COVID-19.

“Total Nilai perdagangan Tiongkok dengan Indonesia itu 78,5 miliar dolar AS. Menurun memang karena situasi COVID-19 dari tahun 2019 sebesar 79 miliar dolar AS,” jelasnya.

Baca Juga: Dubes Djauhari: 8 Area di Tiongkok Sudah Terbebas dari COVID-19

3. Nilai impor menurun

Ekspor Indonesia ke Tiongkok No. 4 di ASEAN, Dubes RI: Saya Tidak PuasIlustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski data perdagangan Indonesia dan Tiongkok masih baik, namun ternyata total impor Indonesia dari Tiongkok mencatatkan penurunan.

Menurut Djauhari, total nilai impor Indonesia dari Tiongkok tahun 2020 adalah sebesar 41 miliar dolar AS, menurun 10,13 persen dibandingkan tahun 2019.

“Jadi kalau data pabean kita defisit, itu 3,6 miliar dolar AS. Jadi ada penurunan dari yang 11,7. Kalau data BPS itu 14 sekian. Penurunan nilai defisit kurang lebih 68,96 persen,” paparnya.

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Indonesia Beruntung Dekat dengan Tiongkok

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya