Gaji Naik 3 Kali Lipat, Tetap Tak Cukup Beli Daging di Venezuela

Gaji tujuh juta bolivar cuma setara dengan 2,50 dolar AS

Jakarta, IDN Times – Venezuela menaikkan gaji pekerja sebesar hampir tiga kali lipat upah minimumnya pada Sabtu (1/5/2021). Namun, inflasi yang sangat tinggi membuat jumlah uang itu tidak cukup walau hanya untuk membeli satu kilogram daging.

Pengumuman kenaikan gaji itu disampaikan oleh Menteri Tenaga Kerja Eduardo Pinate kepada para pendukung pemerintah pada rapat umum May Day di Caracas.

Baca Juga: Nicolás Maduro, Mantan Sopir Bus yang Jadi Presiden Venezuela

1. Upah naik hampir tiga kali lipat

Gaji Naik 3 Kali Lipat, Tetap Tak Cukup Beli Daging di VenezuelaIlustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Menurut Channel News Asia, kenaikan hampir tiga kali lipat itu berarti kini pekerja mendapatkan upah minimum bulanan sebesar tujuh juta bolivar.

Angka itu setara dengan 2,50 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp35 ribu. Satu kilo daging di Venezuela harganya sekitar 3,75 dolar AS.

2. Inflasi sangat tinggi

Gaji Naik 3 Kali Lipat, Tetap Tak Cukup Beli Daging di VenezuelaIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Venezuela sekarang berada dalam krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modernnya. Meski negara ini dulunya terkenal sebagai salah satu produsen minyak yang kaya, kini Venezuela menjadi negara miskin dengan inflasi tinggi dan resesi yang terus memburuk.

Negara ini telah mengalami inflasi yang sangat tinggi selama empat tahun dan memasuki tahun kedelapan dalam menghadapi resesi.

Baca Juga: Venezuela Minta Bantuan PBB Selesaikan Isu Perbatasan Kolombia

3. Penyebab kekacauan ekonomi

Gaji Naik 3 Kali Lipat, Tetap Tak Cukup Beli Daging di VenezuelaIlustrasi Penurunan Harga Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Ekonomi Venezuela telah tertekan karena negara itu menerima sanksi dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara lain atas penambangan emas, operasi minyak milik negara, dan transaksi bisnis lainnya.

Akibatnya, negara Amerika Selatan itu terus mengalami tekanan dalam ekonominya. Hal itu juga telah dipengaruhi kisruh politik di negara itu, di mana AS juga tidak mengakui pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Nicolas Maduro, penerus mantan Presiden Hugo Chavez.

Situasi negara itu telah diperburuk oleh kejatuhan harga minyak dan pembatasan penjualan minyak penyulingan dalam negeri.

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya