Gara-gara Anggur, Australia Pertimbangkan Seret Tiongkok ke WTO Lagi

Auatralia dan Tiongkok berselisih soal anggur

Jakarta, IDN Times – Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan mengatakan negaranya sedang mempertimbangkan apakah harus melibatkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam perselisihan yang sedang berlangsung dengan Tiongkok.

Dalam wawancara di “Squawk Box Asia” CNBC pada Rabu (2/6/2021), Tehan yang juga menjabat menteri pariwisata dan investasi itu mengatakan bahwa perselisihan ini terkait dengan tindakan yang diambil Tiongkok atas industri anggurnya.

“Kami telah bekerja sangat erat dengan industri anggur Australia untuk memahami kerugian yang disebabkan oleh tindakan yang diambil China,” kata Tehan.

“Kami akan membuat pengumuman apakah kami akan pergi ke WTO sehubungan dengan anggur dalam beberapa minggu mendatang,” katanya lagi.

Baca Juga: Tiongkok Serukan Tutup Situs Milik Pemerintahan Australia

1. Anggur Australia dikenakan tarif anti-dumping

Gara-gara Anggur, Australia Pertimbangkan Seret Tiongkok ke WTO LagiSeorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Perselisihan kedua negara terkait anggur terjadi setelah Kementerian Perdagangan Tiongkok pada bulan Maret mengumumkan tarif anti-dumping antara 116,2 persen sampai 218,4 persen untuk impor anggur Australia. Tarif itu akan diterapkan selama lima tahun.

Sebelumnya pada tahun lalu, Tiongkok juga telah meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap impor anggur dari Down Under dan memperkenalkan bea masuk awal.

Secara terpisah, Tiongkok juga telah mengenakan tarif sementara tambahan sekitar 6,3 persen hingga 6,4 persen pada bulan Desember, setelah mengadakan beberapa penyelidikan terhadap skema subsidi anggur Australia.

2. Bantahan Australia

Gara-gara Anggur, Australia Pertimbangkan Seret Tiongkok ke WTO LagiWebsite

Baik pemerintah Australia maupun Australian Grape and Wine, asosiasi nasional produsen anggur dan wine di negara itu, telah berulang kali membantah tuduhan dumping yang dilayangkan Tiongkok.

Mereka juga telah menyatakan, Tiongkok adalah pasar yang menawarkan harga tertinggi untuk anggur Australia, di mana eksportir menghasilkan lebih banyak uang dalam bentuk nilai dolar per liternya daripada di wilayah lain. Tiongkok adalah tujuan utama ekspor anggur Australia.

Australia sendiri adalah salah satu dari sedikit negara maju di dunia yang lebih banyak mengekspor daripada mengimpor ke Tiongkok.

Baca Juga: Australia Batalkan Perjanjian Belt and Road dengan Tiongkok

3. Terjadi saat hubungan kedua pihak memburuk

Gara-gara Anggur, Australia Pertimbangkan Seret Tiongkok ke WTO LagiIlustrasi wine (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Kabar ini muncul di saat hubungan Australia dan Tiongkok masih belum membaik setelah keduanya terlibat perselisihan tahun lalu akibat seruan Australia untuk mengadakan penyelidikan internasional tentang penanganan Tiongkok terhadap pandemik virus corona.

Setelah kejadian ini, Tiongkok memberlakukan berbagai tindakan terhadap ekspor Australia ke negara itu, termasuk bea masuk anti-dumping dan anti-subsidi 80,5 persen untuk gandum Australia.

Akibat itu, Negeri Kanguru meminta Organisasi Perdagangan Dunia untuk menengahi dan pada 28 Mei, badan perdagangan internasional itu mengumumkan panel penyelesaian sengketa untuk mengatasi masalah tersebut.

Tehan mengatakan, dirinya telah mengirim surat kepada menteri perdagangan Tiongkok untuk meluruskan hubungan mereka, namun belum mendapat respons.

“Saya telah menulis surat kepada mitra China saya,” katanya. “Sejauh ini, saya belum mendapat tanggapan atas korespondensi itu, tetapi harapan saya adalah kami dapat duduk dan menyelesaikan masalah ini. Dialog adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.”

Ia lebih lanjut mengatakan, Australia sedang mencari cara untuk menemukan pasar baru untuk produknya. Ia menyebut Australia saat ini sedang merundingkan perjanjian perdagangan bebas dengan Inggris dan Uni Eropa.

“Kami juga selalu mencari peluang lain yang bisa kami kejar, baik melalui mitra dagang kami yang sudah ada atau dengan membuka jalan baru untuk dapat dieksplorasi,” ujarnya.

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya