Hampir 100 Juta Orang Tiongkok Keluar dari Kemiskinan 

Dubes klaim 832 kabupaten miskin Tiongkok sudah naik status

Jakarta, IDN Times – Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian menyampaikan pernyataan pers tahunannya pada hari ini, Selasa (9/2/2021). Dalam kesempatan tersebut ia menyatakan bahwa ekonomi Tiongkok terus membaik dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu buktinya adalah dari banyaknya warga yang berhasil keluar dari kemiskinan, katanya sebagaimana tertuang dalam rilis yang diterima IDN Times.

“Ekonomi Tiongkok tumbuh sebesar 2,3 persen selama tahun 2020. Ada 11,86 juta pekerjaan perkotaan baru yang diciptakan sepanjang tahun. PDB Tiongkok pertama kali dalam sejarah melampaui ambang batas 100 triliun yuan atau sekitar 14,7 triliun USD,” katanya.

“Setelah 8 tahun untuk terus berjuang, hampir 100 juta orang miskin pedesaan telah terangkat dari kemiskinan, semua 832 kabupaten miskin yang terdaftar di Tiongkok mampu melepaskan diri dari kemiskinan. Tiongkok mencapai prestasi sejarah dalam pengentasan kemiskinan,” lanjutnya.

Baca Juga: Ilmuwan WHO: Virus Corona Tidak Terbukti Berasal dari Wuhan Tiongkok

1. Satu-satunya ekonomi yang tumbuh positif

Hampir 100 Juta Orang Tiongkok Keluar dari Kemiskinan (Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian) ANTARA FOTO/Aria Cindyara

Dalam pernyataannya, Xiao Qian juga memuji upaya pemerintahnya dalam menangani pandemik COVID-19 sehingga negaranya berhasil menjadi satu-satunya ekonomi utama yang melaporkan pertumbuhan ekonomi positif. Ia juga menyatakan kontribusi negaranya terhadap pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih tinggi dari 30 persen.

“Situasi Tiongkok dalam mengkoordinasikan pencegahan dan pengendalian pandemi serta pembangunan ekonomi dan sosial tahun 2020 merupakan tahun tonggak dalam proses pembangunan Tiongkok,” katanya.

“Menanggapi pandemi COVID-19 mendadak dan lingkungan internasional bersifat kompleks dan tidak stabil, Partai Komunis Tiongkok, dengan Kamerad Xi Jinping sebagai intinya, memimpin 1,4 miliar rakyat Tiongkok untuk bersatu memenangkan pertempuran melawan pandemi dengan memobilisasi semua sumber daya dan memblokir penyebaran virus.”

2. Memulai perjalanan baru

Hampir 100 Juta Orang Tiongkok Keluar dari Kemiskinan (Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian ketika menyerahkan credential letter) www.idchineseembassy.org

Xiao Qian lebih lanjut menyatakan bahwa tahun 2021 adalah tahun pertama Tiongkok menerapkan Rencana Lima Tahun ke-14, dan memulai perjalanan baru membangun negara sosialis modern secara menyeluruh.

“Perkembangan ekonomi Tiongkok dan upaya rakyat Tiongkok untuk mendapatkan kehidupan lebih baik akan menghasilkan lebih banyak permintaan terhadap produk, teknologi, dan layanan dari seluruh dunia yang lebih beragam dan berkualitas tinggi. Akumulasi impor barang Tiongkok hingga 10 tahun ke depan diperkirakan akan melebihi 22 triliun USD,” jelasnya.

“Ini akan menawarkan peluang pasar dan kerjasama bagi berbagai negara dunia termasuk Indonesia,” katanya.

Baca Juga: Tiongkok Baru Keluarkan Izin Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Warganya

3. Tiongkok mengklaim telah transparan soal COVID-19 sejak awal

Hampir 100 Juta Orang Tiongkok Keluar dari Kemiskinan Petugas medis dengan pakaian pelindung menerima pasien di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Wuhan, yang diubah menjadi rumah sakit sementara bagi pasien dengan gejala ringan akibat virus corona, di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Xiao Qian juga menyatakan bahwa negaranya telah bersikap terbuka dan transparan sejak awal merebaknya pandemi. Mereka juga telah bekerja sama secara ilmiah dan bertanggung jawab dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan masyarakat Internasional untuk memerangi pandemik.

“Kami menjadi negara pertama yang melaporkan kasus ke dunia. Tiongkok pada waktu pertama melakukan penyelidikan epidemiologi, mengidentifikasi patogen, dan mempublikasikan informasi penting termasuk urutan genom virus. Tindakan semua ini membunyikan lonceng peringatan di seluruh dunia,” jelasnya.

“Kami menyelenggarakan lebih dari 100 konferensi video dengan para ahli dari negara lain, membuka pusat pengetahuan online untuk berbagi pengalaman pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan semua negara, dan menerbitkan 8 versi terbaru dari diagnosis dan solusi perawatan, 7 versi terbaru dari protokol pencegahan dan pengendalian, untuk berbagi pengalaman dengan negara lain tanpa reservasi,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa negaranya telah meluncurkan kampanye kemanusiaan darurat global terbesar sejak berdirinya Tiongkok dengan memberi bantuan kepada lebih dari 150 negara dan 10 organisasi internasional, mengirim 36 tim medis ke 34 negara yang membutuhkan bantuan, dan memberikan dana kepada WHO dan Rencana Tanggap Kemanusiaan Global PBB.

“Kami memanfaatkan keuntungan sebagai produsen persediaan medis terbesar. Sampai akhirnya tahun 2020, kami menyediakan lebih dari 220 miliar masker, 2,25 miliar pakaian pelindung dan 1,02 miliar alat uji kepada berbagai negara seluruh dunia, sehingga menjamin produksi dan pasokan medis global,” katanya.

Baca Juga: Menkes: Indonesia Sedang Pelajari Cara Tiongkok Atasi Pandemik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya