Harga Gas di Eropa Melonjak Lagi, Krisis Energi Dikhawatirkan Memburuk

Patokan Eropa untuk perdagangan gas alam naik 5 persen

Jakarta, IDN Times – Harga gas kembali naik di Eropa, memicu kekhawatiran di seluruh kawasan bahwa krisis energi bisa menjadi lebih buruk.

Harga gas bulan depan di pusat TTF Belanda, patokan Eropa untuk perdagangan gas alam, naik sekitar 5 persen pada Rabu (5/1/2022) pukul 1 siang waktu London, dengan harga mencapai 93,3 euro per megawatt-hour (MWh).

Selain itu, harga kontrak untuk pengiriman Maret dan April juga naik 5 persen pada hari Rabu, menurut Intercontinental Exchange New York.

Baca Juga: Rusia Tingkatkan Pasokan Gas ke Eropa Atasi Krisis Energi

1. Harga listrik juga naik

Harga Gas di Eropa Melonjak Lagi, Krisis Energi Dikhawatirkan MemburukIlustrasi harga listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, menurut data dari Reuters, harga harian Eropa naik menjadi 94 euro per megawatt-hour. Meski harga itu masih jauh dari level puncak sekitar 182,3 euro yang tercatat pada Desember, pergerakan pada Rabu masih menandai kenaikan harga yang signifikan dari akhir 2021. Pada akhir tahun lalu harga turun di bawah 70 euro per megawatt-hour.

Pada Rabu, harga listrik Jerman untuk sehari ke depan juga naik lebih dari 50 persen, sementara di Prancis telah meningkat 17 persen selama awal perdagangan.

2. Penyebab harga gas naik

Harga Gas di Eropa Melonjak Lagi, Krisis Energi Dikhawatirkan MemburukIlustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Dikutip dari CNBC, kenaikan itu terjadi setelah harga gas patokan Eropa melonjak 30 persen pada Selasa. Lonjakan itu terjadi di tengah kekhawatiran tentang musim dingin, persediaan gas yang rendah dan Rusia yang membatasi pasokan ke Eropa.

Selama tahun 2021, harga gas grosir Eropa naik lebih dari 400 persen, menciptakan rekor baru.

Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan kepada CNBC dalam email bahwa harga gas di Uni Eropa dan Inggris tetap bergantung pada cuaca, kecepatan pengiriman, dan Rusia.

“Hingga Januari, harga gas telah kembali naik, sekali lagi dengan prospek cuaca yang lebih dingin mendorong peningkatan permintaan untuk pemanas dan pasokan yang sangat, sangat rendah dari Rusia, terutama melalui dua jalur pipa penting melalui Polandia dan Ukraina,” jelas Hansen.

“Apakah Rusia sengaja menahan pasokan karena penundaan persetujuan pipa Nord Stream 2 dan krisis perbatasan Ukraina sulit untuk dikatakan. Tapi itu menyoroti kebijakan energi dan penyimpanan yang gagal di Eropa dan Inggris, yang telah membuat kawasan itu sangat bergantung pada impor gas, terutama mengingat tingkat pembangkit listrik dari sumber terbarukan yang masih tidak dapat diandalkan,” tambahnya.

Baca Juga: Krisis Gas Alam, Moldova Akhirnya Beli Gas dari Polandia

3. Harga gas di Inggris juga naik

Harga Gas di Eropa Melonjak Lagi, Krisis Energi Dikhawatirkan MemburukIlustrasi Kilang Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada hari Rabu, harga kontrak gas alam bulan depan di Inggris juga naik hampir 6 persen, dengan kontrak untuk pengiriman April naik lebih dari 7 persen.

Sementara itu, harga harian di National Balancing Point, patokan Inggris untuk perdagangan gas alam, naik lebih dari 10 persen menjadi sekitar 2,25 per termal pound sterling.

Inggris sangat bergantung pada gas alam sebagai sumber energi, dengan lebih dari 22 juta rumah tangga terhubung ke jaringan gas negara itu. Sumber gas tunggal terbesar Inggris adalah UK Continental Shelf (UCS), yang mencakup sekitar 48 persen dari total pasokan pada tahun 2020. Namun, UCS adalah sumber yang matang, yang berarti harus dilengkapi dengan gas yang diimpor dari pasar internasional.

Baca Juga: Kerusuhan di Negara Minyak Kazakhstan karena Harga LPG Naik, 8 Tewas

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya