Harga Pangan Dunia Melonjak, Beras Jadi yang Selanjutnya

Harga beras telah naik dalam beberapa bulan terakhir

Jakarta, IDN Times – Harga bahan pangan seperti gandum telah mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. Pengamat industri mengatakan beras, makanan pokok di sebagian besar Asia, bisa menjadi yang berikutnya.

Sebagaimana diketahui, harga sejumlah makanan, mulai dari gandum dan biji-bijian lainnya hingga daging dan minyak, telah melonjak. Hal itu didorong oleh banyak faktor, termasuk kenaikan harga pupuk dan energi pada tahun lalu serta perang Rusia-Ukraina.

Selain itu, ada juga faktor larangan ekspor makanan atau gangguan serius, termasuk dari India yang melarang ekspor gandum, Ukraina yang juga melarang ekspor gandum, oat dan gula, serta Indonesia yang melarang ekspor minyak sawit.

Baca Juga: Setelah Gandum, India Membatasi Ekspor Gula

1. Harga beras telah naik

Harga Pangan Dunia Melonjak, Beras Jadi yang SelanjutnyaIlustrasi gudang beras (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)

Beras disebut bisa menjadi yang berikutnya mengalami kenaikan harga. Indeks Harga Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut harga beras internasional telah merangkak naik untuk bulan kelima berturut-turut dan mencapai level tertinggi 12 bulan. Lembaga ini mengutip data Mei terbaru yang diterbitkan pekan lalu.

Namun para ahli juga menegaskan bahwa produksi beras masih melimpah. Meski demikian, kenaikan harga gandum dan biaya pertanian yang umumnya lebih tinggi, akan membuat harga beras layak untuk dipantau ke depannya.

“Kita perlu memantau harga beras ke depan, karena kenaikan harga gandum dapat menyebabkan beberapa substitusi terhadap beras, meningkatkan permintaan dan menurunkan stok yang ada,” kata Sonal Varma, kepala ekonom di bank Jepang Nomura, mengutip CNBC, Senin (13/6/2022).

Baca Juga: Makin Lengket, Iran-Venezuela Sepakati Kerja Sama Pangan

2. Risiko proteksionisme

Harga Pangan Dunia Melonjak, Beras Jadi yang SelanjutnyaIlustrasi gudang beras. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Varma lebih lanjut mengungkapkan bahwa langkah-langkah proteksionis sebenarnya memperburuk tekanan harga di tingkat global karena berbagai alasan. Apalagi kini biaya pakan dan pupuk untuk pertanian sudah meningkat, dan harga energi telah menaikkan biaya pengiriman.

“Jadi ada risiko bahwa kita melihat lebih banyak proteksionisme dari berbagai negara,” kata Varma di acara “Street Signs Asia” CNBC.

Namun demikian, Varma menyatakan bahwa risiko terhadap beras masih rendah karena persediaan beras global cukup dan panen di India diperkirakan akan baik pada musim panas ini.

Namun, dalam sebuah laporan, Reuters yang mengutip seorang pejabat pemerintah Thailand pada akhir Mei menyebut bahwa Thailand dan Vietnam sedang dalam pembicaraan mengenai kesepakatan untuk meningkatkan harga ekspor beras mereka.

Dalam laporan 6 Juni, empat eksportir mengatakan kepada Reuters bahwa pedagang beras telah membeli lebih banyak beras India dalam dua minggu terakhir.

“Saat ini, saya akan jauh lebih khawatir dengan India yang memberlakukan larangan ekspor beras dalam beberapa minggu mendatang – karena mereka memikirkan setelah gandum dan gula,” kata David Laborde, peneliti senior di Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional kepada CNBC.

Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), India dan China adalah dua produsen beras teratas dunia, menyumbang lebih dari setengah dari total global. Vietnam adalah yang terbesar kelima, sementara Thailand di tempat keenam.

Baca Juga: Rusia-Turki Bahas Koridor Ekspor Gandum dari Ukraina

3. Harga gandum melonjak akibat perang

Harga Pangan Dunia Melonjak, Beras Jadi yang SelanjutnyaIlustrasi gandum (freepik.com/onlyyouqj)

Sebelumnya, perang Rusia di Ukraina telah menaikkan harga gandum. Kedua negara tersebut adalah pengekspor utama gandum, dan invasi Rusia telah mengganggu pertanian dan membuat ekspor gandum dari negara tersebut terblokir. Harga gandum telah melonjak lebih dari 50 persen sejak setahun lalu.

Pada Senin pekan lalu saja, harganya melonjak 4 persen setelah militer Rusia menghancurkan salah satu terminal ekspor gandum terbesar di Ukraina, sebagaimana dilaporkan Reuters, mengutip pihak berwenang Ukraina.

India telah memberlakukan larangan ekspor gandum pada Mei, dengan alasan kebutuhan untuk mengelola keamanan pangan negara secara keseluruhan. Negara itu juga memberlakukan pembatasan pada gula hanya beberapa hari setelah melarang gandum.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya