Harga Solar Naik di AS, Imbasnya Bisa ke Ekonomi Global

Kondisi di Eropa memperparah keadaan

Jakarta, IDN Times – Harga solar melonjak di tengah meningkatnya permintaan karena ekonomi mulai kembali bergeliat di seluruh dunia. Permintaan yang tinggi itu pada gilirannya telah menekan persediaan solar di Amerika Serikat (AS) ke posisi terendah dalam sejarah.

Dikutip dari CNBC, Senin (9/5/2022), persediaan sulingan di AS sekarang berada di level terendah dalam lebih dari satu dekade. Kondisi kelangkaan pasokan bahkan lebih parah di wilayah Pantai Timur (East Coast) negara itu, di mana stok berada di titik terendah sejak 1996.

Menurut UBS, solar dan bahan bakar pesawat di pelabuhan New York sekarang diperdagangkan jauh di atas 200 dolar AS per barelnya.

Baca Juga: Dirut Pertamina Ungkap Biang Kerok Harga BBM Mahal

1. Keputusan Eropa buat harga makin mahal

Harga Solar Naik di AS, Imbasnya Bisa ke Ekonomi GlobalIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Mahalnya harga solar tersebut makin didorong oleh perombakan energi yang dilakukan Eropa. Sebagaimana diketahui, Uni Eropa (UE) mencoba untuk berhenti dari ketergantungan pada energi Rusia di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina akibat invasi Rusia.

Blok tersebut saat ini mengimpor sekitar 700 ribu barel per hari solar dari Rusia, menurut Stephen Brennock dari broker PVM. “Keterbatasan pasokan global akan diperburuk oleh proposal UE untuk melarang impor minyak Rusia,” katanya.

“Larangan itu, jika disetujui, akan berdampak besar pada pasar produk dan terutama diesel. Sekarang ada kecemasan yang berkembang bahwa Eropa mungkin kehabisan solar,” tambah Brennock.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun di Bawah US$100 per Barel, Ini Penyebabnya

2. Inflasi makin tinggi

Harga Solar Naik di AS, Imbasnya Bisa ke Ekonomi GlobalIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Harga solar yang melonjak tersebut berkontribusi terhadap semakin tingginya inflasi, mengingat pentingnya peran bahan bakar tersebut dalam ekonomi Amerika dan global. Tanker, kereta api, dan truk semuanya menggunakan solar. Bahan bakar ini juga digunakan di berbagai industri termasuk pertanian, manufaktur, logam dan pertambangan.

“Diesel adalah bahan bakar yang menggerakkan perekonomian,” kata Patrick De Haan, kepala analisis minyak di GasBuddy. “Harga yang lebih tinggi tentu saja akan menghasilkan barang yang lebih mahal,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa tingginya harga bahan bakar ini akan berdampak pada konsumen dan di seluruh perekonomian. “Terutama di toko kelontong, toko perangkat keras, di mana pun Anda berbelanja,” jelasnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Minyak Kelapa sebagai Alternatif Minyak Goreng

3. Kapasitas penyulingan AS menurun

Harga Solar Naik di AS, Imbasnya Bisa ke Ekonomi GlobalIlustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Di tengah kondisi ini, pabrik penyulingan di AS tidak bisa begitu saja meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang melonjak. Apalagi mengingat tingkat pemanfaatan sudah di atas 90 persen.

Kapasitas penyulingan di AS juga telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Kompleks penyulingan terbesar di East Coast, Philadelphia Energy Solutions, ditutup setelah kebakaran pada Juni 2019.

Sejumlah kilang juga sekarang sedang dikonfigurasi ulang untuk membuat biofuel, yang juga telah mengurangi kapasitasnya.

Beberapa kilang menjalani pemeriksaan pemeliharaan rutin yang tertunda setelah pandemik. Fasilitas ini biasanya beroperasi tanpa jeda, sehingga pada titik tertentu mesin perlu diperiksa.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya