Imbas Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina, Rupiah Berpotensi Tertekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan pagi ini, Rabu (26/1/2022).
Dikutip dari Bloomberg, rupiah dibuka menguat 18 poin ke level Rp14.332 per dolar AS pagi ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.350 per dolar.
Baca Juga: Hubungan Rusia-Ukraina Memburuk, AS Siagakan 8.500 Tentara
1. Rupiah diprediksi melemah di penutupan
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin akan melemah lagi di penutupan sore ini. Ia menyebut nilai tukar rupiah masih berpotensi tekanan hari ini dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap ketegangan geopolitik di Rusia dan Ukraina yang mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko.
“Masalah Rusia dan Ukraina ini akan meluas karena melibatkan sekutu Ukraina yaitu para negara anggota NATO,” katanya.
“Ketegangan geopolitik makin memanas karena pihak NATO mulai mempersiapkan kemungkinan terburuk menghadapi Rusia,” tambah Ariston.
2. Ketegangan Ukraina-Rusia
Editor’s picks
Terkait isu Ukraina-Rusia, Pentagon telah mengatakan AS menyiagakan 8.500 tentara jika NATO mengaktifkan Response Force sebagai tanggapan atas hubungan Ukraina-Rusia yang semakin memburuk.
Namun, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, berusaha menenangkan ketakutan negara-negara Barat atas krisis Ukraina setelah bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
“Kami tahu betul tingkat ancaman dan bagaimana cara harus bereaksi dan tidak diragukan lagi kami harus menghindari reaksi yang mengkhawatirkan. Anda harus tetap tenang melakukan dan menghindari gangguan saraf,” kata Borrell seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (24/1/2022).
Baca Juga: Memanas dengan Ukraina, 20 Kapal Perang Rusia Latihan di Laut Baltik
3. Pasar juga fokus ke The Fed
Selain itu, Ariston mengatakan pasar juga sedang menunggu hasil rapat Bank Sentral AS yang akan diumumkan Kamis dini hari nanti. Pasar menantikan apakah the Fed akan memberikan indikasi kebijakan pengetatan moneter yang lebih agresif dari perkiraan pasar sebelumnya.
Sebelumnya pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan AS akan dimulai bulan Maret dan bisa terjadi sebanyak 3 kali untuk menekan inflasi di AS yang sudah melampaui target.
“Indikasi Kebijakan yang agresif bisa mendorong penguatan dolar AS,” kata Ariston.
Ia menyebut potensi pelemahan rupiah hari ini ke kisaran Rp14.370-Rp14.380. Sementara support di kisaran Rp14.320-Rp14.330.
Baca Juga: OJK Larang Lembaga Jasa Keuangan Fasilitasi Kripto