IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022

Salah satu penyebabnya adalah perlambatan ekonomi di AS

Jakarta, IDN Times – Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan perkiraan pertumbuhan global untuk tahun ini. Dalam laporan World Economic Outlook yang diterbitkan pada Selasa (25/1/2022), IMF mengatakan pihaknya memperkirakan produk domestik bruto (PDB) global lebih rendah dari 5,9 persen pada 2021 menjadi 4,4 persen pada 2022. Angka perkiraan tahun ini telah diturunkan setengah poin persentase dari perkiraan sebelumnya.

“Ekonomi global memasuki 2022 dalam posisi yang lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya,” menurut laporan tersebut, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: IMF Prediksi Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Global akibat Omicron

1. Penyebab revisi

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022Ilustrasi pelabuhan. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Dalam laporan dijelaskan bahwa penyebab IMF merevisi turun proyeksi pertumbuhan tahun ini adalah karena meningkatnya kasus COVID-19 akibat varian Omicron, gangguan rantai pasokan, dan inflasi yang lebih tinggi yang menghambat pemulihan ekonomi.

Prospek pertumbuhan yang direvisi itu utamanya terjadi karena pertumbuhan melambat di dua negara dengan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.

Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh 4,0 persen pada 2022, atau 1,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena Federal Reserve mulai akan mengakhiri stimulus moneternya, bahkan ketika gangguan rantai pasokan membebani perekonomian.

Prospek yang diperbarui juga tidak lagi mempertimbangkan paket kebijakan fiskal Build Back Better yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden setelah AS gagal meloloskan RUU aslinya.

2. Pertumbuhan China melambat

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022Gedung People's Bank of China, China (centralbanking.com)

Di sisi China, negara tersebut diperkirakan tumbuh 4,8 persen tahun ini, turun 0,8 poin persentase dari perkiraan sebelumnya. Revisi ke bawah ini terjadi di tengah gangguan yang disebabkan oleh kebijakan nol-COVID, serta proyeksi tekanan keuangan di antara pengembang propertinya.

Di tempat lain, masih melonjaknya kasus COVID-19 ditambah dengan kenaikan inflasi dan harga energi telah membebani perkiraan pertumbuhan secara global, terutama di Brasil, Kanada, dan Meksiko.

IMF mengatakan inflasi yang lebih tinggi akan bertahan lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya. Tetapi, IMF juga mengatakan bahwa itu akan mereda akhir tahun ini.

“Karena ketidakseimbangan penawaran-permintaan berkurang pada 2022 dan kebijakan moneter di negara-negara besar merespons,” jelasnya.

Baca Juga: Presidensi G20 Dorong Modal dan Tata Kelola IMF Diperkuat

3. Proyeksi tahun 2023 naik

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022artikel

Ke depan, laporan tersebut meningkatkan perkiraan pertumbuhan 2023 sebesar 0,2 poin persentase menjadi 3,8 persen. Namun, IMF juga memperingatkan bahwa perkiraan tersebut tidak mempertimbangkan munculnya varian COVID baru, dan mengatakan setiap kenaikan akan tergantung pada akses global yang adil ke vaksin dan perawatan kesehatan.

“Perkiraan itu bergantung pada hasil kesehatan yang buruk yang menurun ke tingkat rendah di sebagian besar negara pada akhir 2022, dengan asumsi tingkat vaksinasi meningkat di seluruh dunia dan terapi menjadi lebih efektif,” katanya.

“Penekanan pada strategi kesehatan global yang efektif lebih menonjol dari sebelumnya,” tambahnya.

Baca Juga: 3 Katalis Dinilai Bisa Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya