Inflasi Picu Tantangan Besar di Negara Berkembang, Termasuk Kazakhstan

Kazakhstan dilanda demo yang dipicu kenaikan bahan bakar

Jakarta, IDN Times – Seorang analis risiko ekonomi mengatakan, naiknya harga pangan dan bahan bakar menimbulkan tantangan serius bagi negara-negara berkembang. Ia juga secara khusus membahas kaitannya dengan protes massal yang dipicu oleh kenaikan bahan bakar yang saat ini terjadi di Kazakhstan.

“Banyak negara menghadapi tantangan kenaikan harga pangan dan bahan bakar, khususnya, karena hal itu juga sejalan dengan pembatasan rantai pasokan dan berbagai masalah lainnya,” kata Rachel Ziemba, pendiri Ziemba Insights, sebuah perusahaan riset.

“Tantangannya adalah sejumlah pasar negara berkembang sudah berjuang untuk tumbuh bahkan sebelum pandemik, dan sepanjang itu, Anda melihat pengetatan fiskal dan pengetatan moneter pada saat yang sama,” katanya dalam acara “Squawk Box Asia” CNBC pada Jumat (7/1/2022).

Baca Juga: Kerusuhan di Negara Minyak Kazakhstan karena Harga LPG Naik, 8 Tewas

1. Tantangan Kazakhstan

Inflasi Picu Tantangan Besar di Negara Berkembang, Termasuk Kazakhstanpotret kota Saran, Kazakhstan (aboutkazakhstan.com)

Ziemba mengatakan, pengetatan fiskal dan pengetatan moneter secara bersamaan membuat negara-negara di kawasan itu kesulitan untuk mendistribusikan kekayaan mereka.

Ia juga menyebut, hal itu berlaku untuk produsen energi besar seperti Kazakhstan.

“Bahkan untuk (sebuah) negara seperti Kazakhstan, yang adalah eksportir komodita, mereka benar-benar berjuang untuk mendistribusikan sebagian dari pendapatan itu,” jelas Ziemba.

2. Kisruh di Kazakhstan

Inflasi Picu Tantangan Besar di Negara Berkembang, Termasuk KazakhstanIlustrasi unjuk rasa (IDN Times/Ilyas Mujib)

Kazakhstan dilanda kerusuhan setelah pemerintah mengumumkan rencana untuk menghapus batas harga pada bahan bakar gas cair, yang digunakan sebagai bahan bakar umum untuk mobil di negara Asia Tengah itu. Langkah itu menyebabkan harga elpiji naik menjadi dua kali lipat.

Meski pemerintah telah menerapkan kembali batas harga dalam upaya untuk menenangkan masyarakat, protes masih berlanjut dan sekarang telah menyuarakan tuntutan yang lebih politis.

Baca Juga: Kazakhstan Rusuh, Dubes Fadjroel Sebut 140 WNI dalam Kondisi Aman

3. Tanggapan pemerintah dirasa kurang

Inflasi Picu Tantangan Besar di Negara Berkembang, Termasuk KazakhstanDemo menuntut UU Cipta Kerja (Omnibus Law) di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat memanas pada Kamis (8/10/2020) memanas (Dok. IDN Times/Istimewa)

Ziemba menekankan, Kazakhstan adalah salah satu dari sejumlah negara penghasil minyak yang hingga saat ini enggan memberikan harga yang lebih tinggi kepada penduduknya. Tetapi, ia menyebut bahwa cara mereka melakukannya sangat tidak tepat dalam arti tertentu.

Ia menambahkan bahwa pemerintah belum benar-benar menangani beberapa keluhan ekonomi lainnya.

“Tapi sebenarnya bukan hanya harga makanan dan bahan bakar. Ini juga keluhan dan tantangan nyata lainnya tentang kesejahteraan ekonomi pada saat beberapa bagian dari pemerintah dan elit bekerja dengan sangat baik,” katanya.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya