Ini Biang Kerok Industri Halal Indonesia Kalah dari Thailand

Padahal RI negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia

Jakarta, IDN Times – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan ada sejumlah hal yang membuat Indonesia, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kalah dari Thailand dalam hal industri halal.

Saat ini Thailand telah masuk dalam 10 besar pemasok kebutuhan produk makanan halal terbesar di dunia.

Baca Juga: Industri Halal dan Fesyen Muslim Indonesia Bisa Jadi Kiblat Dunia

1. Alasan yang sebabkan pertumbuhan industri halal lambat

Ini Biang Kerok Industri Halal Indonesia Kalah dari ThailandIlustrasi Halal (IDN Times/Arief Rahmat)

Abdul Mu’ti menyebut salah satu alasan yang menyebabkan minimnya pertumbuhan industri halal di tanah air yakni karena penyedia layanan dan produk halal masih terkesan eksklusif.

Selain itu, kemasan pelayanan dan produk halal dinilai lebih banyak pada tataran simbol dan meninggalkan substansi syariah sehingga konsumen pada umumnya tidak tertarik menggunakan industri halal.

“Tantangannya masih ada kesan bahwa produk-produk halal itu masih terkesan eksklusif dan hanya untuk orang Islam padahal sebenarnya gak juga. Karena produk halal itu bisa dikonsumsi siapa saja dan bisa diusahakan oleh siapa saja,” kata Mu’ti, dalam forum webinar yang diselenggarakan oleh Langit7id, Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: Industri Halal dan Fesyen Muslim Indonesia Bisa Jadi Kiblat Dunia

2. Tantangan lebih besar

Ini Biang Kerok Industri Halal Indonesia Kalah dari ThailandIlustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Abdul Mu’ti menyebut tantangan itu lebih besar lagi karena produk syariah terkadang lebih rumit dan mahal.

“Padahal substansi syariah itu adalah dia mudah, murah, mudah dijangkau, memberikan kenyamanan, keamanan, dan mendatangkan kemaslahatan,” tuturnya.

Baca Juga: 2 Target Mendag: Punya Industri Fesyen Islam dan Industri Halal

3. Optimis industri halal Indonesia akan terbangun dengan baik

Ini Biang Kerok Industri Halal Indonesia Kalah dari ThailandIlustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Meskipun masih banyak PR untuk menggarap industri halal, Mu’ti optimis industri halal Indonesia akan terbangun dengan baik di masa depan lewat fenomena naiknya angka Mukidi, yaitu kelompok ekonomi kelas menengah yang memiliki sifat Muda, Kaya, Intelek, Dermawan, dan Idealis.

Karena itu, Mu’ti berharap pasar industri halal membenahi masalah yang tersisa dengan memperhatikan substansi syariah termasuk menggarap konsumen pragmatis yang membeli karena murah dan mudah, dan menggarap pasar untuk konsumen ideologis seperti Mukidi.

“Kelompok Mukidi ini karena punya kecenderungan kekuatan ekonomi dan idealis, seringkali menjadi smart consumer. Maka dalam beberapa hal sangat selektif memilih produk dan layanan,” jelasnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya