Begini Mekanisme Baru Pengadaan Vaksin COVID-19 untuk Negara Miskin

Pembiayaan dilakukan lewat mekanisme baru dengan COVAX

Jakarta, IDN Times – Bank Dunia mengumumkan mekanisme pembiayaan baru untuk memungkinkan negara-negara berkembang membeli vaksin COVID-19 secara kolektif melalui fasilitas COVAX, pada Senin (26/7/2021).

Menurut Channel News Asia, mekanisme baru itu akan memungkinkan negara-negara tersebut untuk membeli dosis tambahan selain dosis bersubsidi yang sudah mereka terima melalui COVAX.

Baca Juga: WHO Ingatkan Negara-Negara Kaya Tidak 'Ganggu' Skema COVAX

1. Mekanisme didanai Bank Dunia dan bank pembangunan lainnya

Begini Mekanisme Baru Pengadaan Vaksin COVID-19 untuk Negara MiskinPengiriman vaksin virus corona oleh COVAX. (Twitter.com/Nic Maclellan)

Laporan menyebut bahwa COVAX akan melakukan pembelian tambahan dari produsen vaksin berdasarkan permintaan agregat di seluruh negara anggotanya. Di mana pembeliannya akan menggunakan uang dari Bank Dunia dan bank pembangunan lainnya.

Di bawah pengaturan pembiayaan Bank Dunia tersebut, akan ada hingga 430 juta dosis tambahan atau dosis yang cukup untuk memvaksinasi penuh 250 juta orang. Vaksin itu akan tersedia untuk pengiriman antara akhir 2021 sampai pertengahan 2022, dan akan didistribusikan ke 92 negara miskin yang telah mendapatkan vaksin yang ditanggung oleh donor.

Negara-negara itu juga akan memiliki fleksibilitas dalam memilih untuk membeli vaksin tertentu yang sesuai dengan preferensi mereka.

2. Penyebaran vaksin tidak merata

Begini Mekanisme Baru Pengadaan Vaksin COVID-19 untuk Negara MiskinPetugas kesehatan bereaksi saat menyaksikan konferensi pers setelah pemberian dosis vaksin AstraZeneca (SKBio Corea) dengan skema COVAX untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19) di puskesmas di San Salvador, El Salvador, Jumat (12/3/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas)

Kepala eksekutif aliansi vaksin Gavi, Seth Berkley, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pembiayaan Bank Dunia tidak hanya akan memungkinkan COVAX untuk memperoleh dosis tambahan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tapi juga mempercepat pengendalian COVID-19 di seluruh dunia.

“Ketika kami bergerak melampaui target awal dan bekerja untuk mendukung upaya negara-negara untuk melindungi sebagian besar populasi mereka, pembiayaan Bank Dunia akan membantu kami maju lebih jauh menuju tujuan kami untuk mengendalikan COVID-19,” jelasnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkritik ketidakseimbangan yang mencengangkan dalam distribusi global dosis vaksin COVID-19.

Hampir 3,9 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan di seluruh dunia di setidaknya 216 wilayah, menurut perhitungan AFP.

Di negara-negara berpenghasilan tinggi, seperti yang didefinisikan oleh Bank Dunia, 95,4 dosis telah diberikan per 100 penduduk. Sementara di 29 negara berpenghasilan terendah, baru ada 1,5 dosis vaksin yang diberikan per 100 orang.

Baca Juga: Takut Efek Samping, Korea Utara Tolak Vaksin AstraZeneca dari COVAX

3. Pernyataan Bank Dunia

Begini Mekanisme Baru Pengadaan Vaksin COVID-19 untuk Negara MiskinVaksin bantuan COVAX di Pantai Gading. twitter.com/WHOAFRO/

COVAX adalah aliansi yang didirikan untuk memastikan 92 negara berkembang dapat mengakses vaksin virus corona untuk memerangi pandemik, dengan biaya ditanggung oleh donor.

COVAX dipimpin bersama oleh WHO, aliansi vaksin Gavi dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

COVAX sejauh ini telah mengirimkan lebih dari 138 juta dosis vaksin ke 136 wilayah yang berpartisipasi. Angka ini masih jauh dari jumlah yang diharapkan.

“Mengakses vaksin tetap menjadi satu-satunya tantangan terbesar yang dihadapi negara-negara berkembang,” kata presiden Bank Dunia David Malpass.

“Mekanisme ini akan memungkinkan pasokan baru dan memungkinkan negara-negara untuk mempercepat pembelian vaksin. Ini juga akan memberikan transparansi tentang ketersediaan vaksin, harga, dan jadwal pengiriman.”

Bank Dunia mengatakan pihaknya menyediakan dana 20 miliar dolar AS untuk negara-negara berkembang untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin. Di mana telah mendukung upaya di 53 negara sejauh ini.

Bank juga mengatakan sudah ada banyak negara yang telah mengindikasikan bahwa mereka ingin membeli vaksin tambahan melalui COVAX.

Baca Juga: Warga AS yang Sudah Divaksinasi Diminta Tetap Pakai Masker

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya