Jelang Setahun Deal Dagang, Tiongkok Belum Penuhi Janji ke AS

Tiongkok baru memenuhi setengah janjinya tahun ini

Jakarta, IDN Times – Hampir setahun yang lalu, Amerika Serikat dengan Tiongkok menandatangani perjanjian perdagangan “fase satu” yang diharapkan bisa menjadi solusi dari perang dagang kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Namun ternyata, Tiongkok masih belum memenuhi janjinya untuk membeli lebih banyak produk AS, seperti yang dimuat dalam kesepakatan itu.

Bahkan menurut data yang dikumpulkan oleh Peterson Institute for International Economics (PIIE), Tiongkok masih sangat jauh dari memenuhi komitmennya untuk membeli barang-barang Amerika.

Baca Juga: Ekonomi Dunia Melambat, Pengaruh Perang Dagang AS dan Tiongkok 

1. Kesepakatan dagang

Jelang Setahun Deal Dagang, Tiongkok Belum Penuhi Janji ke ASPresiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One saat ia kembali dari New Hampshire ke Washington, Amerika Serikat, Jumat (28/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

AS dan Tiongkok menandatangani kesepakatan dagang Fase I pada 15 Januari 2020. Langkah itu menjadi titik terang bagi perang dagang kedua negara yang sudah berlangsung sejak 2018.

Menurut CNBC, inti dari perjanjian tersebut adalah komitmen China untuk membeli setidaknya 200 miliar dolar lebih banyak barang dan jasa AS selama dua tahun, atau selama tahun 2020 dan 2021.

Perang dagang AS-Tiongkok sendiri terjadi di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Presiden ke-45 AS itu menganggap Tiongkok telah merugikan AS lewat praktik dagangnya sehingga menjatuhkan serangkaian tarif impor.

Tiongkok yang tidak terima dengan langkah AS, terus-menerus membalas dengan menerapkan tarifnya sendiri, membuat kedua negara terlibat perang tarif bernilai ratusan miliar dolar AS.

2. Sulit bagi Tiongkok penuhi janji

Jelang Setahun Deal Dagang, Tiongkok Belum Penuhi Janji ke ASANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Beberapa ahli mengatakan tidak realistis bagi Tiongkok untuk dapat membeli lebih banyak barang tambahan dari AS. Salah satu alasannya adalah karena jumlah pembelian yang harus dipenuhi sangatlah besar.

Di sisi lain, permintaan impor Tiongkok turun tajam sepanjang tahun ini pasca merebaknya pandemik COVID-19 yang pertama kali muncul di kota Wuhan.

Wabah tersebut memang telah membawa dampak ekonomi yang besar, bahkan bagi ekonomi sebesar Tiongkok sekalipun. Sebab, dengan adanya pandemik, negara itu harus menutup sejumlah besar wilayahnya demi menekan penyebaran wabah.

Baca Juga: Jelang AS Ganti Presiden, Trump Lepas Serangan Dagang Baru ke Tiongkok

3. Total pembelian barang AS oleh Tiongkok

Jelang Setahun Deal Dagang, Tiongkok Belum Penuhi Janji ke ASIlustrasi perang dagang Amerika dan China. newsinthephilippines.com

Merujuk data perdagangan AS terbaru, PIIE mengatakan pada hari Rabu (23/12/2020) bahwa antara Januari sampai November tahun ini, Tiongkok baru membeli barang-barang AS senilai 82 miliar dolar. Angka itu setara hanya lebih sedikit dari 50 persen dari target pembelian 159 miliar dolar untuk sepanjang tahun 2020.

“Berdasarkan jenis barang, data menunjukkan bahwa pembelian Tiongkok untuk semua kategori produk dalam 11 bulan jauh dari komitmen setahun penuh yang disepakati,” kata lembaga think-thank yang berbasis di Washington DC itu.

Menurut data, Tiongkok paling sedikit membuat kemajuan dalam membeli produk energi AS. Sementara itu, produk yang dibeli yang nilainya hampir memenuhi target adalah barang pertanian.

PIIE tidak menghitung pembelian China atas jasa AS yang disetujui berdasarkan kesepakatan karena data tersebut tidak dilaporkan setiap bulan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya