KADIN Ungkap Tantangan Ekonomi Indonesia di 2022

Ekonomi RI diprediksi tumbuh 4,7-5,5 persen di 2022

Jakarta, IDN Times – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yakin ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen pada 2022. Namun, Ketua KADIN Arsjad Rasjid mengatakan akan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia di tahun ini dalam mencapai tingkat pertumbuhan tersebut.

Salah satu tantangan itu adalah peningkatan kasus COVID-19, yang sudah melanda sejak awal 2020 lalu.

“Indonesia masih cukup rentan terhadap gelombang ketiga pandemi COVID-19, seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kebijakan penanganan,” katanya dalam Indonesia Economic Outlook 2022 HIPMI, Selasa (25/1/2022).

Namun, ia menambahkan bahwa akselerasi program vaksinasi dan peningkatan protokol kesehatan secara simultan masih menjadi kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi dan meningkatkan prospek ekonomi dalam jangka pendek.

Baca Juga: Bisnis yang Prospeknya Cerah di 2022? Intip Bocoran dari KADIN

1. Tantangan yang akan dihadapi Indonesia

KADIN Ungkap Tantangan Ekonomi Indonesia di 2022Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dan Ketua Penyelenggara B20, Shinta W Kamdani (dok.KADIN Indonesia)

Selain ancaman gelombang ketiga pandemik COVID-19, tantangan lain yang mungkin dihadapi Indonesia adalah masalah dalam bidang logistik. Arsjad mengatakan bahwa kenaikan harga angkutan logistik laut diprediksi masih akan berlanjut di 2022 hingga 2023 mendatang.

“Disrupsi perdagangan dan kegiatan ekonomi akibat pandemi COVID-19 masih terjadi, menjadi penyebab kenaikan harga angkutan logistik. Jadi harga tarif untuk pengangkutan barang lintas negara secara global diperkirakan masih tetap tinggi,” ujarnya.

Arsjad mengatakan hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga sejalan dengan naik turunnya harga komoditas, sehingga penyedia jasa harus bisa beradaptasi dengan perubahan pola bisnis dan perilaku pasar.

2. Tantangan politik

KADIN Ungkap Tantangan Ekonomi Indonesia di 2022Ketua KADIN Arsjad Rasjid dalam acara Penandatanganan MoU KPK dan KADIN. (dok. Humas KPK)

Arsjad lebih lanjut menjelaskan bahwa tantangan lain yang akan dihadapi perekonomian Indonesia adalah ketidakpastian dalam keadaan politik dunia. Menurutnya saat ini terdapat dua potensi konflik politik, yakni dari hubungan Rusia-Ukraina dan China-Taiwan.

“Hal ini dapat mempengaruhi keadaan ekonomi dunia, dan yang terakhir adalah tantangan untuk mengatasi perubahan iklim global,” katanya.

“Hal ini menekankan pentingnya perusahaan untuk menerapkan bisnis yang berkelanjutan,” tambah Arsjad.

Ia juga mengatakan KADIN mengajak semua pelaku usaha untuk segera mengambil tindakan di bidang lingkungan, sosial dan tata kelola ataupun environment, social and governance (ESG).

Baca Juga: Finance Track G20 Batal di Bali, KADIN: Sangat Disayangkan

3. Kondisi pelaku usaha di Indonesia

KADIN Ungkap Tantangan Ekonomi Indonesia di 2022Kadin Indonesia. (dok. Kadin Indonesia)

Arsjad juga mengatakan bahwa, di sisi lain, pelaku usaha khususnya di tahun 2022, cukup bagus. Ia menyebut permintaan domestik ekonomi Indonesia diproyeksikan mulai pulih pada tahun ini, yang didukung oleh peningkatan secara gradual permintaan domestik dan dampak positif ekonomi global yang semakin kuat.

Terkait G20, ia menyebut presidensi G20 Indonesia pada tahun ini menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk memfokuskan agenda pembangunan berkelanjutan dan memfasilitasi diskusi pemulihan ekonomi global yang lebih baik dan lebih kuat.

“Dan disisi ini di KADIN Indonesia sudah diberikan tanggung jawab untuk B20. Kalau G-nya adalah government, B-nya adalah Business ataupun B20,” jelasnya.

Ia juga menyebut tingginya harga komoditas, khususnya minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara, dan pemulihan ekonomi berapa mitra dagang utama Indonesia seperti China dan Amerika Serikat, akan mendorong permintaan barang ekspor dari Indonesia.

Baca Juga: Pelaksana B20, KADIN Optimistis RI Jadi Pusat Investasi Dunia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya