Kinerja Saham 4 Emiten Pertambangan Kalahkan IHSG dan Indeks Mining

Ada yang sahamnya melonjak lebih 200 persen

Jakarta, IDN Times – Saham empat emiten pertambangan \berkinerja sangat baik  selama lima tahun terakhir. Bahkan kinerjanya sanggup mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks Mining yang menjadi rumah bagi saham-saham perusahaan tersebut.

Keempat perusahaan pertambangan tersebut adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sebagaimana dituliskan oleh Aldo Jonathan, Data Analyst di tim riset Lifepal.co.id dalam laporan yang diterima IDN Times, Jumat (4/12/2020).

Baca Juga: Banjir Sentimen untuk Pasar Saham Pekan Depan, Lirik Saham-saham Ini! 

1. Total kenaikan harga saham

Kinerja Saham 4 Emiten Pertambangan Kalahkan IHSG dan Indeks MiningIlustrasi tambang batubara (IDN Times/Istimewa)

Menurut Aldo dalam laporannya, pergerakan harga ADRO sejak Desember 2015 sampai November 2020 tumbuh sebesar 169,90 persen. Adaro merupakan produsen batu bara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia.

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang didirikan pada tahun 1987, juga sama naik pesat, yaitu tumbuh sebesar 106,99 persen sejak Desember 2015 sampai November 2020.

Sementara itu, pergerakan harga HRUM sejak bulan Desember 2015 sampai bulan November 2020 sudah tumbuh sebesar 239,26 persen.  Saham PT. Bukit Asam Tbk juga tak kalah cemerlang, di mana harga sahamnya telah tumbuh sebesar 166,30 persen pada periode Desember 2015 sampai dengan November 2020.

Baca Juga: Banjir Sentimen untuk Pasar Saham Pekan Depan, Lirik Saham-saham Ini! 

2. Sebagian perusahaan mengalami penurunan penjualan

Kinerja Saham 4 Emiten Pertambangan Kalahkan IHSG dan Indeks MiningKantor pusat PT Bukit Asam Perseroan (IDN Times/Dok. PTBA)

Meski kinerja saham keempat perusahaan tersebut melesat selama beberapa tahun terakhir, namun ternyata ada dua perusahaan yang mengalami penurunan penjualan. Mereka adalah PT Harum Energy Tbk dan PT Bukit Asam Tbk.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penurunan penjualan HRUM dimulai sejak Triwulan III 2018 sampai Triwulan III 2020. Sementara itu, dari segi laba komprehensif, tercatat adanya kenaikan pada Triwulan III tahun 2020 meskipun terlihat adanya penurunan penjualan.

“Hal ini dikarenakan adanya tambahan pendapatan di sektor pendapatan lainnya,” jelas Aldo dalam laporannya.

Ia menambahkan bahwa HRUM mencatatkan penjualan sebesar 136,1 juta dolar AS pada Triwulan III tahun 2020, dan mendapat laba komprehensif sebesar 26,8 juta dolar AS.

Sementara PTBA mencatatkan penurunan penjualan dari Rp16,2 triliun di triwulan III tahun 2019 menjadi Rp12,8 triliun pada Triwulan III tahun 2020.

“Penurunan penjualan tersebut juga mendorong penurunan pada laba komprehensif emiten tersebut,” katanya.

Baca Juga: 11 Penambang Batubara Ilegal di Muara Enim Tewas Tertimbun Longsor  

3. Sentimen positif

Kinerja Saham 4 Emiten Pertambangan Kalahkan IHSG dan Indeks MiningANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Dalam laporannya, Aldo juga menjelaskan bahwa berdasarkan data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada Triwulan II dan Triwulan III 2020 secara year on year (yoy) sektor pertambangan mengalami penurunan. Yaitu masing-masing turun sebesar -2,72 persen dan -4,28 persen pada periode tersebut.

“Sektor pertambangan di sini tentu saja tak terkecuali pertambangan batu bara yang belakangan jadi sorotan,” katanya.

Meski demikian, ia menjelaskan bahwa hal itu akan berlalu karena industri ini telah mendapat angin segar dari rencana Tiongkok untuk membeli batu bara termal senilai 1.467 miliar dolar AS dari Indonesia tahun depan. Kabar itu diumumkan Tiongkok setelah mereka memutuskan untuk tidak lagi membeli dari Australia.

“Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan China Coal Transportation and Distribution Association telah menyepakati kerjasama pembelian batu bara dari perusahaan-perusahaan tanah air. Peningkatan ekspor batubara ke Tiongkok digadang-gadang akan mencapai sebesar 200 juta ton di tahun 2021 mendatang,” katanya.

“Tentu, dengan adanya kerjasama ini, emiten-emiten yang bergerak di bidang batu bara mendapat sentimen positif. Lifepal mengidentifikasi sejumlah emiten perusahaan batu bara Indonesia yang memiliki porsi penjualan batu bara ke Tiongkok cukup besar,” tambahnya.

Baca Juga: Saham-saham BUMN Mulai Pulih setelah Ada Intervensi Pemerintah

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya