Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?

Tidak semudah itu memajukan ekonomi syariah RI

Jakarta, IDN Times – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan yakin bahwa peran bank syariah di Indonesia bisa menjadi lebih nyata dan lebih besar lagi sebagaimana ekspektasi masyarakat. Apalagi saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa mengakses produk-produk keuangan syariah.

Di sisi lain, fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Muslim juga memperbesar peluang pertumbuhan, katanya dalam Webinar Perbankan Syariah: Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah Pasca Merger Bank Syariah BUMN, Rabu (10/2/2021).

“Kita tahu bahwa masyarakat Indonesia ini jumlahnya besar, 272 juta dan sebagian besar penduduknya umat muslim 87 persen, dan juga ini tersebar di seluruh daerah Indonesia terutama di daerah-daerah yang aksesnya secara fisik cukup sulit dan dia haus akan produk-produk keuangan syariah dalam kehidupan sehari-hari mereka,” katanya.

Baca Juga: Bank Syariah Merger, OJK Berharap Inklusi Keuangan Syariah Meningkat

1. Produk keuangan syariah belum mendominasi

Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?Gedung Otoritas Jasa Keuangan Indonesia atau OJK di Jakarta (IDN Times/Aldila Muharma)

Dalam pemaparannya, Wimboh menyatakan sadar bahwa produk keuangan syariah belum mendominasi di Indonesia. Oleh karenanya, ia dan lembaga yang dipimpinnya akan terus berupaya memenuhi permintaan masyarakat.

“Kita tahu bahwa produk Syariah, keuangan syariah, bahkan ekonomi syariah kita belum mendominasi kehidupan masyarakat kita,” katanya.

“Untuk itu saya sebagai ketua OJK dan tentunya kita semua penggerak dan penggiat ekonomi dan keuangan syariah seluruh Indonesia maupun dunia, ini sangat mempunyai tanggung jawab moral bagaimana ini ke depan bisa bangkit,” tambahnya.

2. Market share keuangan syariah masih rendah

Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?Bank Syariah Indonesia (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menurut Wimboh, meskipun keuangan syariah bukan hal baru di Indonesia, pangsa pasar atau market share sektor ini masih sangat rendah. Bahkan angkanya jauh dari target yang telah ditentukan pemerintah.

“Kami sampaikan beberapa fakta bahwa syariah meskipun ini sudah cukup lama kita di Indonesia berkaitan dengan sektor keuangan, tapi kita tahu banyak sekali kendala-kendala yang harus kita carikan solusinya. Market share Syariah itu baru 9,9 persen. Bahkan kita bercita-cita pada tahun 2000-an begitu kita me-rolled out perbankan syariah ini kita bercita-cita 20 persen tapi rupanya perjalanan waktu sulit sekali. Dari market share perbankan secara keseluruhan,” ungkapnya.

“Ini kita paham bahwa tidak bisa bahwa keuangan itu jalan sendiri. Untuk itu ini harus terintegrasi dengan ekosistem, bagaimana pengembangan ekonomi syariah secara keseluruhan,” katanya lagi.

Baca Juga: Begini Nasib Dana Nasabah Usai Bank Syariah BUMN Merger

3. Eksosistem ekonomi syariah belum tertata baik

Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?

Wimboh mengatakan ada sejumlah kendala atau tantangan yang membuat ekonomi syariah Indonesia sulit tumbuh, salah satunya yaitu ekosistemnya yang belum terbangun dengan baik. Padahal masyarakat Indonesia didominasi orang yang membutuhkan produk-produk syariah.

“Begitu kita lihat, tadi selain ekosistem harus lengkap, untuk pengembangan ini bukan hanya lembaga keuangannya. Ibaratnya kalau lembaga keuangan itu seperti bus yang kita siapkan untuk mengangkut orang tapi orang yang diangkut ini belum cukup banyak, sehingga kursinya tidak penuh. Bisnya tidak penuh otomatis tidak ekonomis.”

Untuk itu, menurutnya, pemerintah dan stakeholder terkait perlu berusaha keras menciptakan ekosistem ekonomi syariah, halal-lifestyle dan juga ekosistem terkait lainnya. "Sehingga nanti ini masyarakat syariah betul-betul siap dan kita bangun, kita bina agar nanti menjadi masyarakat yang betul-betul bisa kita tuangkan dalam satu ekosistem yang lengkap,” jelasnya.

4. Lembaga keuangan syariah masih minim dan tingkat literasi masyarakat masih rendah

Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?(Ilustrasi ekonomi syariah) IDN Times/Helmi Shemi

Selain itu, Wimboh juga mengatakan tantangan juga datang dari lembaga keuangan sendiri, di mana jumlahnya masih sangat minim. “Kita tahu dalam hal ini memang antara kebutuhan oleh masyarakat akan produk syariah dengan kemampuan lembaganya nggak sebanding. Lembaganya dibandingkan dengan total perbankan, produk keuangan, masih kecil," kata dia.

Dari sisi permodalan pun, menurutnya bank syariah masih terbatas. Dari total 14 bank umum syariah per Desember 2020, masih terdapat 6 bank syariah yang memiliki modal inti dibawah Rp2 triliun.

Tak hanya itu, literasi keuangan syariah masyarakat juga masih sangat rendah dibandingkan dengan yang literasi terhadap keuangan konvensional secara nasional. "Literasi kita 8,93 persen dibandingkan nasional 38,03 persen. Di samping itu inklusi keuangan syariah baru 9,1 persen. Masih tertinggal jauh secara nasional 76,19 persen, dan ini terus berkembang.”

Baca Juga: Jokowi Banggakan Ekonomi Syariah Indonesia di Posisi 4 Besar Dunia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya