Microsoft Akan Tutup Situs Linkedin di China

Penyebabnya karena sensor internet meningkat di negara itu

Jakarta, IDN Times – Microsoft pada Kamis (14/10/2021) mengumumkan, akan menutup LinkedIn versi lokalnya di China.

LinkedIn adalah jejaring sosial utama Amerika Serikat (AS) terakhir yang masih beroperasi di China, negara yang memiliki beberapa aturan sensor paling ketat.

Platform media sosial dan situs web AS lainnya seperti Twitter dan Facebook telah diblokir selama lebih dari satu dekade di negara itu, sementara Google memutuskan untuk menutup operasinya pada 2010.

Baca Juga: Mengenal LinkedIn, Media Sosial Profesional untuk Bisnis dan Karier

1. Alasan menutup LinkedIn

Microsoft Akan Tutup Situs Linkedin di Chinapixabay

Microsoft mengatakan, akan menutup LinkedIn karena negara tersebut terus meningkatkan sensor internetnya.

“(Karena) lingkungan operasi yang jauh lebih menantang dan persyaratan kepatuhan yang lebih besar di China,” kata perusahaan, seperti dilaporkan CNBC.

Sebagai gantinya, Microsoft akan meluncurkan situs pencarian kerja di China yang tidak memiliki fitur media sosial LinkedIn.

Situs baru yang disebut InJobs, tidak akan menyertakan umpan sosial atau mengizinkan pengguna untuk berbagi postingan atau artikel.

2. Kontroversi LinkedIn dan China

Microsoft Akan Tutup Situs Linkedin di ChinaANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

The Wall Street Journal melaporkan pada Kamis, berita itu muncul setelah regulator internet China mengatakan kepada LinkedIn pada Maret lalu, untuk memoderasi kontennya dengan lebih baik dan memberinya tenggat waktu 30 hari.

Bulan lalu, LinkedIn memblokir beberapa jurnalis AS di China, dengan alasan memuat “konten terlarang” di profil mereka. Profil akademisi dan peneliti juga dilaporkan telah diblokir di platform Chinanya dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Kenali Fitur LinkedIn untuk Lawan Kekerasan dan Pelecehan

3. China pasar terbesar ketiga LinkedIn

Microsoft Akan Tutup Situs Linkedin di ChinaCEO Microsoft Satya Nadella. twitter.com/Plat4omLive

LinkedIn diluncurkan di China pada 2014, dengan fitur terbatas yang dirancang untuk mematuhi undang-undang internet yang lebih ketat di negara tersebut.

Data dari firma riset Statista menunjukkan bahwa China adalah pasar terbesar ketiga LinkedIn.

Pada bulan Juli CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, LinkedIn menyumbang sekitar 10 miliar dolar AS dalam pendapatan tahunan. Microsoft mengakuisisi LinkedIn pada 2016 senilai 26,2 miliar dolar AS.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya