Minim Sentimen, Rupiah Dibuka Hampir Tak Berubah Terhadap Dolar

Rupiah diprediksi kembali melemah pada penutupan

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hampir tidak mengalami perubahan pada pembukaan perdagangan pagi ini, Rabu (3/3/2021).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp14.322 per dolar AS pagi ini, dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp14.325 per dolar.

Baca Juga: Jokowi Ajak Elon Musk Investasi dan Luncurkan Roket SpaceX di RI

1. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang lain

Minim Sentimen, Rupiah Dibuka Hampir Tak Berubah Terhadap DolarIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain dolar, berikut nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya hari ini:

Rupiah melemah 3 poin menjadi Rp2.212 terhadap Yuan Tiongkok
Rupiah melemah 5 poin menjadi Rp17.293 terhadap euro
Rupiah melemah 3 poin menjadi Rp19.967 terhadap British pound
Rupiah stagnan di level Rp1.844 terhadap dolar Hong Kong
Rupiah menguat 0,10 poin menjadi Rp133,93 terhadap yen Jepang
Rupiah menguat 0,01 poin menjadi Rp12,72 terhadap won Korea
Rupiah menguat 3 poin menjadi Rp10.759 terhadap dolar Singapura
Rupiah menguat 0,5 poin menjadi Rp472,1 terhadap baht Thailand
Rupiah menguat 2,0 poin menjadi Rp511.9 terhadap dolar Taiwan.

2. Rupiah melemah dua hari berturut-turut

Minim Sentimen, Rupiah Dibuka Hampir Tak Berubah Terhadap DolarIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Kinerja rupiah tidak begitu baik pada awal bulan ini. Pada penutupan dua hari pada awal Maret, rupiah terus mencatatkan pelemahan.

Sebelumnya, pada perdagangan awal pekan kemarin, rupiah ditutup melemah di level Rp14.255 per dolar AS. Sementara pada Selasa, 2 Maret 2021 rupiah juga ditutup melemah di level Rp14.325 per dolar AS.

Baca Juga: Jadi Presiden AS, Siapa yang Bakal Dipilih Joe Biden Pimpin The Fed?

3. Rupiah diprediksi melemah lagi hari ini

Minim Sentimen, Rupiah Dibuka Hampir Tak Berubah Terhadap DolarIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan ada banyak hal yang memengaruhi kinerja rupiah, salah satunya yaitu kemungkinan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mengurangi nilai program pembelian obligasi dan surat berharga lainnya (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan istilah tapering.

Tapering merupakan salah satu hal yang ditakutkan, sebab berkaca dari pengalaman sebelumnya memberikan dampak yang besar di pasar finansial, termasuk Indonesia. Saat itu dikenal dengan istilah taper tantrum.

Namun, baik investor maupun para ekonom memperkirakan The Fed akan mengubah kebijakannya pada bulan ini guna meredam gejolak di pasar obligasi. Ketua The Fed Jerome Powell pada rapat kebijakan moneter 16-17 Maret waktu, setempat diperkirakan akan mengaktifkan kembali Operation Twist yang pernah dilakukan 10 tahun yang lalu, saat terjadi krisis utang di Eropa.

Operation Twist dilakukan dengan menjual obligasi AS tenor pendek dan membeli tenor panjang, sehingga yield obligasi tenor pendek akan naik dan tenor panjang menurun. Hal tersebut dapat membuat kurva yield melandai,” katanya.

“Investor sekarang beralih ke Ketua Fed Jerome Powell, yang akan berbicara di acara Wall Street Journal pada hari Kamis di mana dia diperkirakan akan membahas ekonomi. The Fed juga akan merilis Beige Book pada hari Rabu,” kata Ibrahim, menambahkan.

Ia juga memprediksi rupiah akan kembali melemah pada penutupan hari ini. “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.320-Rp14.400,” katanya, Selasa.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya