Pasar E-commerce Asia Tenggara Tumbuh Pesat, Indonesia Kalahkan India

55 persen konsumen RI mengklaim lakukan belanja online

Jakarta, IDN Times - Pasar e-commerce Asia Tenggara diprediksi bakal mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,5 persen pada tahun 2021. Di mana Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Vietnam menjadi 5 besar pasar Asia Tenggara yang memimpin pertumbuhan itu, kata lembaga keuangan global PPRO dalam laporannya yang diterima IDN Times, Kamis (17/12/2020).

PPRO bahkan mengatakan pasar e-commerce Indonesia berpotensi mengalahkan India tahun depan.

“Setahun terakhir telah mempercepat pertumbuhan e-commerce dunia dalam satu dekade, dan laporan kami menyoroti langkah mengesankan yang telah dibuat tahun ini. Di dunia yang lebih kurang terhubung secara fisik dibandingkan sebelumnya, perdagangan tanpa batas menghubungkan bisnis dengan pelanggan baru,” kata Tristan Chiappini, VP, Head of Partnerships APAC, PPRO.

“Namun, agar pedagang benar-benar mendapatkan keuntungan, mereka harus memiliki pemahaman yang tajam tentang metode pembayaran lokal yang sangat penting untuk mengubah penjualan. Mereka yang mencapai keseimbangan yang tepat antara lokalisasi dan ekspansi global akan menjadi pemenang sejati dalam perlombaan e-commerce pada 2021.”

Baca Juga: E-Commerce Jadi Pilihan UMKM untuk Berbisnis di Tengah Pandemik

1. Indonesia akan melampaui pertumbuhan pasar e-commerce India yang pesat

Pasar E-commerce Asia Tenggara Tumbuh Pesat, Indonesia Kalahkan IndiaIlustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

PPRO menyebut pertumbuhan pasar Indonesia berpotensi mengalahkan persaingan dengan India karena jumlah konsumen Indonesia yang melakukan pembelian online telah meningkat pesat, yaitu sebesar 55 persen saat ini.

“Khususnya, Indonesia telah mengalahkan persaingan dalam hal pertumbuhan pasar dengan 55 persen konsumen Indonesia mengklaim bahwa mereka membeli secara online sekarang lebih dari sebelumnya,” tulis laporan itu.

“Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan konsumen Indonesia yang membeli produk secara online yang sebelumnya hanya dibeli di toko-toko, termasuk obat-obatan (21 persen) dan kosmetik (18 persen). Ini menandai pergeseran dalam kebiasaan pembelian konsumen, yang menghadirkan peluang besar bagi pedagang yang ingin memanfaatkan pasar yang berkembang ini pada 2021,” tambahnya.

Menurut laporan, pada awal 2020, nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai 14 miliar dolar AS dan tumbuh pada tingkat 31 persen setahun.

2. Nilai transaksi online konsumen Singapura meningkatkan 51 persen di 2020

Pasar E-commerce Asia Tenggara Tumbuh Pesat, Indonesia Kalahkan IndiaIlustrasi e-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam laporan itu, PPRO juga mengatakan bahwa pasar e-commerce Singapura telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020 konsumen di Singapura meningkatkan nilai transaksi online mereka sebesar 51 persen di 5 platform e-niaga terbesar; Shopee, Lazada, Qoo10, Amazon dan Ezbuy, jelas laporan itu.

“Jika dulu orang Singapura membeli bahan makanan di dalam toko atau di pasar yang lebih tradisional, COVID-19 telah memicu perubahan kebiasaan konsumen dengan 70 persen sekarang membeli makanan dan barang-barang rumah tangga secara online,” kata laporan itu.

“Tren ini akan berlanjut dengan pemerintah Singapura yang mempercepat adopsi metode pembayaran non-tunai dengan insentif untuk bisnis, seperti mensubsidi biaya transformasi digital,” lanjutnya.

Baca Juga: 5 E-Commerce Terbesar di Dunia, Pernah Belanja di Sini?

3. Kepercayaan pasar mendukung belanja ritel Malaysia

Pasar E-commerce Asia Tenggara Tumbuh Pesat, Indonesia Kalahkan IndiaIlustrasi e-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Di Malaysia, meski telah terjadi kontraksi pasar selama pandemik, kepercayaan konsumen negeri ini masih sangat tinggi di mana 63 persen konsumen merasa positif tentang masa depan mereka.

“Ini telah tercermin dalam kebiasaan belanja baru-baru ini dengan pertumbuhan bertahap belanja ritel pada Q4 2020 diperkirakan akan terus berlanjut,” kata lembaga itu, sebelum menambahkan bahwa 40 persen konsumen Malaysia sekarang ini telah menggunakan dompet elektronik untuk pembelian online. Lebih tinggi dari sebelum pandemik COVID-19 melanda.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya