Pekerja Seks AS Banyak Beralih ke Bitcoin untuk Cari Cuan

Cryptocurrency memberi mereka rasa aman dan kemandirian

Jakarta, IDN Times – Allie Eve Knox, seorang pekerja sex komersial (PSK) yang biasa membuat konten dewasa di platform dewasa, mengaku bahwa Bitcoin telah menjadi penyelamat finansialnya.

Penduduk asli Texas yang juga merupakan pendukung utama cryptocurrency itu mengatakan, di saat berbagai layanan keuangan dan bank memblokir akunnya karena pekerjaan seksnya, ia bisa tetap menghasilkan pendapatan dengan mengalihkannya ke cryptocurrency.

Dikutip dari CNBC, Selasa (8/2/2022), Knox mengatakan ketertarikannya pada cryptocurrency dimulai pada tahun 2014, ketika beberapa layanan keuangan termasuk PayPal, Square Cash, dan Venmo, menutup akunnya karena tanda bahaya yang terkait dengan pekerjaan seks. Atas dasar itu, Knox mulai menerima cryptocurrency sebagai gantinya.

Baca Juga: Bitcoin: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya

1. Transaksi pertama

Pekerja Seks AS Banyak Beralih ke Bitcoin untuk Cari CuanIlustrasi cryptocurrency. (IDN Times/Aditya Pratama)

Knox biasa membuat video yang provokatif secara seksual, menjual layanan berlangganan di platform seperti OnlyFans, tampil langsung melalui webcam, dan bekerja sebagai findomme (financial dominatrix), sebuah fetish yang melibatkan dinamika penyerahan dominasi dan uang tunai.

Menurut Knox, transaksi Bitcoin pertamanya adalah untuk konten yang cukup santai lewat Skype dan dilakukan dengan sangat mudah.

“Saya memiliki akun Coinbase pada saat itu, dan dia berkata, ‘Pegang kode QR Anda langsung ke kamera ini di sini,’ dan dia mengirimkannya melalui kamera. Dan saya mendapatkannya,” kata Knox.

Ia menyebut hanya butuh waktu 15 menit untuk memproses transaksi itu dan tidak ada pembayaran yang gagal, tidak ada biaya komisi situs web dan tidak ada perantara bank untuk menolak transaksi. Semua ini merupakan kelebihan utama dalam industri cryptocurrency. Namun Knox mengaku bahwa apa yang paling membuatnya tertarik pada cryptocurrency adalah karena ia memiliki kendali penuh atas uang yang telah diperolehnya dan itu tidak dapat diubah.

“Saya bisa mencairkannya. Saya bisa menahannya. Saya bisa melihatnya naik dan turun,” kata Knox. “Itu milik saya.”

2. Kebebasan finansial

Pekerja Seks AS Banyak Beralih ke Bitcoin untuk Cari CuanIlustrasi Bank. (IDN Times/Aditya Pratama)

Knox adalah salah satu dari banyak pekerja konten dewasa yang mengatakan bahwa cryptocurrency seperti Bitcoin memberi mereka rasa aman dan kemandirian di saat bank, perusahaan kartu kredit, dan layanan pembayaran memperketat peraturan seputar konten dewasa. Dengan crypto, tidak ada perantara yang membuat keputusan tentang transaksi mana yang dapat diterima dan tidak.

Kristen DiAngelo, seorang aktivis dan pekerja seks yang berbasis di Sacramento, yang telah menghabiskan lebih dari empat dekade di industri ini, mengatakan bahwa pembayaran ini juga bermanfaat baginya. Apalagi di tengah ketidakadilan yang dialami orang-orang sepertinya.

“Mayoritas pekerja seks di AS legal. Ini tidak ditangani secara adil, tetapi masih legal,” katanya.

“Telanjang itu legal…pijat itu legal…menemani itu legal. Satu-satunya hal yang benar-benar ilegal di AS adalah pertukaran aktivitas seksual yang jujur ​​dengan imbalan, demi uang.”

Baca Juga: 7 Cara Main Bitcoin, Wajib Tahu sebelum Beli!

3. Makin banyak pekerja seks terima crypto

Pekerja Seks AS Banyak Beralih ke Bitcoin untuk Cari CuanIlustrasi Insentif. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sekarang ini, beberapa pendamping seks secara eksplisit mengatakan dalam iklan mereka bahwa mereka lebih suka dibayar dengan Bitcoin atau Ethereum. Para pendamping seks itu dilaporkan mengenakan biaya mulai dari 1.700 dolar AS (sekitar Rp23 juta) per jam hingga 11 ribu dolar AS (sekitar Rp154 juta) selama 24 jam penuh.

Bahkan pekerja seks yang hanya membagikan video berlangganan di situs populer OnlyFans, yang banyak di antaranya hanya bekerja secara online dan belum pernah bertemu pelanggan atau penggemar mereka secara langsung, lebih memilih pembayaran menggunakan cryptocurrency. Salah satunya yakni Allie Rae.

Ibu dari tiga anak laki-laki, yang berusia 37 tahun itu mengatakan bahwa dia sebelumnya hanya memiliki penghasilan sekitar 84 ribu dolar AS (sekitar Rp1,2 miliar) per tahun sebagai perawat ICU di Boston. Namun berkat berkat karyanya di OnlyFans, yang memiliki lebih dari 130 juta pengguna, pendapatan tahunannya bisa mencapai 1,3 juta dolar AS (sekitar Rp18 miliar).

Sebelumnya pada Agustus lalu, Rae tidak tahu banyak tentang cryptocurrency, dia juga tidak menerimanya untuk pekerjaannya. Tetapi kini dia yakin bahwa Bitcoin dan Altcoin lainnya adalah masa depan pembayaran karena terlihat seperti metode pembayaran yang jauh lebih aman.

Rae bahkan telah mulai mengumpulkan tim pengembang untuk membangun WetSpace, platform hiburan dewasa yang didukung cryptocurrency. Ia juga telah berjanji untuk menginvestasikan 1 juta dolar AS uangnya sendiri untuk platform ini. Menurut Rae, WetSpace akan menjadi tempat di mana pembuat konten tidak perlu khawatir tentang pembatasan dan pembayaran perbankan yang besar.

Baca Juga: El Salvador Akan Bangun Kota Bitcoin dan Rilis Bitcoin Bond

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya