Pembayaran Dividen Global Diperkirakan Pulih Kembali di 2021

Tahun lalu turun mencapai rekor terendah sejak krisis 2009

Jakarta, IDN Times – Laporan Indeks Dividen Global manajer investasi Janus Henderson yang dirilis pada Senin (22/2/2021) menyebut bahwa pembayaran dividen global dapat pulih sebanyak 5 persen tahun ini. Pemulihan sebesar itu dapat terjadi jika skenario terbaik berjalan.

Namun, jika skenario terburuk yang terjadi maka dividen masih bisa turun 2 persen tahun ini, kata lembaga itu memperingatkan.

“Sangat mungkin kita akan melihat perusahaan membayar dividen khusus pada 2021, memanfaatkan posisi kas yang kuat untuk menutupi sebagian penurunan distribusi pada 2020,” jelasnya, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Pemerintah Dapat Dividen Rp378 Triliun dari PMN 2015-2019

1. Pembayaran turun ke rekor terendah tahun lalu

Pembayaran Dividen Global Diperkirakan Pulih Kembali di 2021IDN Times/Holy Kartika

Pandemik virus corona yang mewabah sejak Desember 2019 telah menyebabkan pembayaran dividen tahun 2020 mengalami penurunan terbesar sejak krisis keuangan yang terjadi lebih dari satu dekade lalu.

Pembayaran perusahaan kepada pemegang saham turun lebih dari 10 persen pada tahun 2020. Itu terjadi setelah sekitar 20 persen perusahaan memangkas dividen yang diberikan kepada pemegang saham dan satu dari delapan perusahaan membatalkan pembayaran dividen sama sekali.

“Total pemotongan senilai 220 miliar dolar Amerika Serikat (AS) tercatat antara April sampai Desember,” menurut Indeks Dividen Global manajer investasi Janus Henderson. Tetapi lembaga itu menambahkan bahwa ada tanda-tanda perusahaan mulai melakukan pemulihan, setidaknya beberapa di antaranya.

2. Perbankan jadi pendorong pemulihan pembayaran dividen

Pembayaran Dividen Global Diperkirakan Pulih Kembali di 2021ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Laporan tersebut mengatakan bahwa dividen perbankan kemungkinan akan mendorong rebound pembayaran pada 2021. Itu terjadi setelah Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) melonggarkan larangan menyeluruh bagi pemberi pinjaman atas pembayaran dividen dan pembelian kembali.

Aturan ini sudah diberlakukan selama gelombang pertama krisis untuk mempersiapkan potensi peningkatan kredit macet.

Bank Inggris Barclays dan NatWest telah melanjutkan pembayaran bulan ini.

Tahun lalu, larangan dividen berarti bank memotong atau membatalkan pembayaran senilai 70 miliar dolar AS secara global, menurut laporan itu.

Baca Juga: Dividen BUMN Tak Capai Target, Erick Thohir: Malu Juga Kadang-kadang

3. Pengurangan dividen jauh di bawah target

Pembayaran Dividen Global Diperkirakan Pulih Kembali di 2021ANTARA FOTO/Reno Esnir

Meski terjadi pemotongan dividen global, namun jumlah pemotongan secara keseluruhan terbukti kurang dramatis dari yang diharapkan. Pada bulan Agustus, Janus Henderson memperkirakan COVID-19 akan mendorong perusahaan untuk memotong dividen senilai 400 miliar dolar AS.

Namun ternyata pada kuartal terakhir 2020, berbagai perusahaan besar mulai melakukan pembayaran dividen kembali. Mereka termasuk perusahaan pembuat mobil Jerman Volkswagen dan lembaga pemberi pinjaman terbesar Rusia Sberbank.

“Kuartal keempat tahun 2020 yang tangguh membantu,” kata Janus Henderson.

Namun demikian, perusahaan pertambangan dan minyak masih memotong dividen akibat penurunan harga komoditas, sementara perusahaan konsumen juga terpukul setelah lockdown.

Dividen Eropa, tidak termasuk Inggris, turun 28,4 persen pada tahun 2020 menjadi 171,6 miliar dolar AS. “Ini adalah total terendah dari Eropa setidaknya sejak 2009,” kata Janus Henderson.

Sebaliknya, pembayaran Amerika Utara naik 2,6 persen untuk setahun penuh, mencapai rekor baru di 549 miliar dolar AS, kata laporan itu. “Kanada mencatatkan pemotongan dividen paling sedikit dibandingkan negara manapun di dunia,” jelas indeks itu.

Baca Juga: Bank Dunia Angkat Makhtar Diop Jadi Pimpinan IFC

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya