Pengumuman The Fed Bikin Rupiah Melemah ke Level Rp14.351
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (22/3/2022).
Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 15 poin ke level Rp14.351 per dolar AS pagi ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.336 per dolar.
Baca Juga: Mata Uang Pound Mesir Mengalami Depresiasi Akibat Invasi Ukraina
1. Rupiah diprediksi melemah di penutupan
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan hingga penutupan sore nanti. Penyebabnya adalah karena dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (the Fed).
"Nilai tukar rupiah kemungkinan melemah hari ini terhadap dolar AS karena penjelasan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell semalam yang memberikan indikasi, The Fed akan agresif memerangi inflasi di AS," kata Ariston.
2. Pengumuman the Fed
Powell, dijelaskan Ariston, menyatakan inflasi di AS sudah terlalu tinggi dan the Fed akan melakukan kebijakan apapun untuk mengendalikannya termasuk kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dan kebijakan pengetatan lain.
Editor’s picks
Pada rapat terakhir di Maret 2022, the Fed menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
"The Fed bisa bertindak lebih agresif dengan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada rapat selanjutnya," jelas Ariston.
Baca Juga: Wow! Laba Tahunan Saudi Aramco Naik Lebih dari Dua Kali Lipat
3. Sentimen lain yang pengaruhi rupiah
Selain itu, ada kabar pemerintah di Uni Eropa kemungkinan akan mengikuti AS untuk melarang impor minyak mentah dari Rusia. Kabar ini, menurut Ariston, mendorong kembali kenaikan harga minyak mentah.
"Kenaikan harga minyak mentah ini mendorong kembali risiko inflasi global. Kekhawatiran inflasi ini bisa menekan harga aset berisiko," ujarnya.
Di sisi lain, negosiasi Ukraina dan Rusia masih belum mencapai kata sepakat. Rusia juga masih membombardir Ukraina. Sebagian pelaku pasar skeptis perang akan berakhir cepat.
"Semakin lama perang berakhir, tekanan inflasi global bisa kian tinggi karena gangguan suplai komoditi. Sementara dari dalam negeri belum ada sentimen baru," ungkapnya.
Menurut Ariston, sentimen di atas bisa mendorong pelemahan rupiah ke arah Rp14.360-Rp14.380 hari ini dengan potensi support di kisaran Rp14.300.