Pertama Kali, Tiongkok Terbitkan Surat Utang dengan Bunga Negatif

Pemerintah Tiongkok terbitkan obligasi suku bunga negatif

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Tiongkok menerbitkan surat utang (obligasi) dengan suku bunga negatif untuk pertama kalinya pada Rabu (18/11/2020). Penjualan obligasi itu langsung menarik minat investor secara signifikan, kata Deutsche Bank (DB), salah satu bank yang membantu mengatur penjualan.

Menurut CNN, langkah Tiongkok itu dilakukan karena ada banyak pesimisme soal pemulihan ekonomi di negara-negara Barat. Oleh karenanya Tiongkok terus menjaga suku bunga mendekati rekor terendah untuk waktu yang lama.

Baca Juga: Kucurkan Investasi Rp233 T ke BUMN, Pemerintah Untung atau Buntung?

1. Dilirik investor Asing

Pertama Kali, Tiongkok Terbitkan Surat Utang dengan Bunga NegatifIlustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Langkah Tiongkok menerbitkan surat utang dengan suku bunga negatif itu mendapat perhatian dari investor asing, termasuk investor Eropa yang terus dihadapkan pada ancaman semakin rendahnya suku bunga di dalam negeri. Para investor yang pesimis kini mengambil investasinya dan mengalihkan kepemilikannya ke Tiongkok.

Hal itu lantaran Tiongkok adalah satu-satunya ekonomi global utama yang diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan tahun ini.

Beberapa investor yang telah melakukan pembelian termasuk bank sentral, sovereign wealth funds dan manajer aset global yang berasal dari Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Investor Eropa menyumbang 85 persen dari pembelian surat utang bertenor 15 tahun dan sekitar dua pertiga dari obligasi jangka pendek, menurut Deutsche Bank.

“Ini menunjukkan investor masih kurang terekspos ke China dan pasti ada nilai kelangkaan yang dirasakan dalam obligasi ini,” kata kepala pasar modal utang dalam negeri Deutsche Bank di Tiongkok, Sam Fischer.

Baca Juga: Hubungan Kian Buruk, Tiongkok Stop Impor Produk Kayu Australia

2. Ragam obligasi yang ditawarkan

Pertama Kali, Tiongkok Terbitkan Surat Utang dengan Bunga NegatifIlustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut laporan, obligasi yang ditawarkan Tiongkok termasuk surat utang bertenor 5 tahun dengan imbal hasil minus 0,152 persen. Tiongkok juga menjual obligasi bertenor 10 tahun dan 15 tahun dengan imbal hasil di bawah 1 persen.

Penawaran terakhir yang masuk dari penjualan obligasi itu tercatat sekitar 16 miliar euro atau 18,9 miliar dolar AS untuk obligasi senilai 4 miliar euro atau 4,7 miliar dolar AS yang ditawarkan.

3. Ekonomi Tiongkok diyakini terus pulih

Pertama Kali, Tiongkok Terbitkan Surat Utang dengan Bunga NegatifANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Tingginya penjualan obligasi itu menunjukkan kepercayaan investor pada ekonomi Tiongkok, yang diyakini akan pulih dari pandemik dengan kecepatan yang lebih cepat daripada Eropa dan Amerika Serikat, kata sumber perbankan.

“Penerbitan ini menunjukkan bahwa investor internasional sangat percaya pada rebound ekonomi China yang kuat dan perkembangan masa depan meskipun pandemi global COVID-19 masih ada,” kata David Yim, kepala pasar modal untuk Tiongkok Raya dan Asia Utara di Standard Chartered Bank, dalam sebuah pernyataan.

Ekonomi Tiongkok memang telah pulih dengan cepat setelah dilanda pandemik virus corona. Setelah mencatatkan kontraksi terburuk dalam sejarah di kuartal pertama tahun 2020, ekonomi Tiongkok telah pulih dengan cepat, dengan produksi industri dan penjualan ritel meningkat kuat bulan lalu.

4. Tanggapan Kementerian Keuangan Tiongkok

Pertama Kali, Tiongkok Terbitkan Surat Utang dengan Bunga NegatifIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Hong Kong, Tiongkok (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato)

Dalam pernyataan yang diunggah ke situs resminya, Kementerian Keuangan Tiongkok mengatakan bahwa penjualan obligasi mencerminkan tekad dan kepercayaan Tiongkok untuk membuka diri terhadap dunia luar dan lebih berintegrasi dengan pasar modal internasional.

Penjualan obligasi ini sendiri merupakan penjualan surat utang internasional besar kedua negara itu dalam beberapa bulan. Sebelumnya pada Oktober negara ini telah mengumpulkan 6 miliar dolar AS. Pada November lalu, negara itu juga telah menjual obligasi dalam euro untuk pertama kalinya sejak 2004, menurut Allen & Overy, penasihat penawaran itu.

Baca Juga: Xi Jinping Tetapkan Tiongkok Sebagai Titik Poros Perdagangan Global

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya