Ramai Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah 16 Poin

Rupiah melemah jadi Rp14.480 per dolar AS

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada penutupan perdagangan Rabu (14/7/2021).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 16 poin atau  0,11 persen ke level Rp14.480 per dolar AS sore ini. Pada penutupan sebelumnya rupiah berada di level Rp14.463 per dolar AS.

Baca Juga: Wacana PPKM Darurat Diperpanjang, Kadin Jatim Sambat

1. Data AS yang kuat menekan nilai rupiah

Ramai Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah 16 Poinilustrasi uang rupiah (IDN Times/Umi Kalsum)

Menurut Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, rupiah melemah setelah Indeks Harga Konsumen inti (CPI) AS dilaporkan naik lebih tinggi dari perkiraan 0,9 persen bulan ke bulan pada Juni. Harga konsumen itu naik paling tinggi dalam 13 tahun.

“Karena kendala pasokan dan rebound dalam biaya layanan terkait perjalanan terus berlanjut, diperkirakan kekhawatiran inflasi akan tetap ada,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa fokus investor sekarang beralih ke kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di hadapan Kongres, yang akan digelar di kemudian hari. Ini akan memberikan petunjuk kapan bank sentral AS itu akan memulai pengurangan aset dan menaikkan suku bunga.

“Powell sejauh ini bersikeras bahwa inflasi yang lebih tinggi akan menjadi fenomena sementara,” kata Ibrahim.

2. Lonjakan COVID-19 juga buat rupiah keok

Ramai Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah 16 PoinIlustrasi Uang Rupiah (Dok. ANTARA News)

Ibrahim lebih lanjut mengatakan bahwa lonjakan kasus COVID-19 yang melibatkan varian Delta, membuat beberapa negara memperketat tindakan pembatasan. Australia memperpanjang penguncian yang saat ini berlaku di Sydney dua minggu lagi, sementara Korea Selatan memperketat pembatasan jarak sosial di sebagian besar negara itu setelah mencapai rekor baru 1.615 kasus harian pada 14 Juli.

Dari dalam negeri, lonjakan kasus COVID-19 yang terus mencetak rekor juga mempengaruhi pandangan investor.

“Pelaku pasar merespon negatif terhadap rilis pertambahan kasus COVID-19 harian yang terus menerus mencetak rekor bahkan hingga menduduki ranking pertama pertambahan kasus COVID-19 global di atas Brasil dan India,” jelasnya.

Baca Juga: 7 Cara Menabung Uang yang Unik dan Perlu Dicoba, Cocok untuk Si Boros!

3. Rupiah melemah karena PPKM Darurat bakal diperpanjang

Ramai Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah 16 PoinIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Terus melesatnya kasus COVID-19 di Indonesia menyebabkan pemerintah akan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat hingga enam pekan.

“Namun kalau menengok negara tetangga yaitu Malaysia, yang jumlah penduduknya relatif lebih sedikit dibandingkan Indonesia, sudah melakukan lockdown selama 2 bulan akibat penyebaran pandemi COVID-19 varian baru,” katanya.

Untuk itu, Ibrahim mengatakan bahwa bisa saja Indonesia akan melakukan PPKM Mikro Darurat Minimal 3 bulan dari Juli-September 2021, ini pun harus minta bantuan dari luar negeri karena pasokan vaksin yang kurang guna memvaksin masyarakat Indonesia yang jumlahnya begitu banyak.

Namun, hal ini tentu saja dapat memicu sentimen negatif bagi pasar keuangan dalam negeri karena dengan kasus COVID-19 yang berlarut-larut dan pergerakan masyarakat yang direm dengan PPKM Mikro Darurat mengakibatkan stagnasi konsumsi masyarakat dan Investasi. Ini bisa membuat ekonomi mati suri, katanya.

Ibrahim juga mengatakan semua itu bisa mengakibatkan roda perekonomian berpotensi untuk macet sehingga pertumbuhan ekonomi berpotensi tergerus.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka  berfluktuatif namun ditutup melemah. “Melemah di rentang Rp14.410-Rp14.530,” katanya.

Baca Juga: 3 Fakta Ekonomi Haji, Andalan Pundi Uang Masa Depan Arab Saudi 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya