RI Punya Peluang Besar Ciptakan Lapangan Kerja Ramah Lingkungan

Indonesia adalah pasar yang besar bagi sektor energi hijau

Jakarta, IDN Times – Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja di sektor energi hijau. Oleh karenanya, ia mengatakan Indonesia harus mengambil peluang dalam hal ini.

“Mengenai potensi Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja yang ramah lingkungan, menurut saya kita harus mengambil peluang untuk melakukan hal tersebut dan ini adalah peluang bagi Indonesia untuk mulai memikirkan secara serius tentang green ekonomi atau ekonomi yang ramah lingkungan,” katanya dalam acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP), Senin (23/11/2021).

Baca Juga: Bertemu Dubes Uni Eropa, Moeldoko Bahas Ekonomi Hijau Hingga Sawit

1. Indonesia miliki potensi besar

RI Punya Peluang Besar Ciptakan Lapangan Kerja Ramah Lingkunganilustrasi energi (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam pemaparannya, Amalia mengatakan bahwa Indonesia adalah sebuah pasar yang besar, dengan lebih dari 270 juta jiwa penduduk. Ia juga menyebut bahwa berdasarkan pada studi Bank Dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang energi hijaunya.

“Terdapat sebuah studi tentang peluang green market di Indonesia dan berdasarkan studi tersebut terdapat potensi yang besar untuk green market,” katanya.

“Dan Indonesia harus mengambil peluang tersebut dan ambil bagian dalam memberikan pasokan untuk aktivitas-aktivitas yang ramah lingkungan dan pada akhirnya hal tersebut akan menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan,” tambah Amalia.

2. Sweden-Indonesia Sustainability Partnership

RI Punya Peluang Besar Ciptakan Lapangan Kerja Ramah LingkunganIlustrasi Pemanasan Global. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pekan Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) ini merupakan yang kedua kalinya yang digelar Indonesia dengan Swedia. Pekan SISP pertama diadakan pada 2020 untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Swedia dan Indonesia. Melalui diskusi SISP tahun lalu, kedua negara mengakui pentingnya kerja sama untuk transisi hijau dan pemulihan pasca-COVID-19.

Sementara dalam SISP tahun ini, Swedia dan Indonesia akan menjajaki kemitraan di lima area, yakni Pembangunan Berkelanjutan dan Penciptaan Lapangan Kerja, Transportasi Cerdas, Energi Terbarukan, Ekonomi Biru, dan Industri 4.0.

SISP yang diselenggarakan oleh Team Sweden ini adalah wadah bagi pemimpin dari pemerintah, akademisi, dan sektor swasta di beberapa bidang untuk bertemu secara virtual dan berbagi pengalaman dalam bidang keberlanjutan. Tahun ini, pekan SISP akan diadakan dari 22 hingga 26 November 2021.

Dalam SISP 2021, Indonesia dan Swedia akan berdiskusi lebih lanjut untuk menemukan solusi berkelanjutan dan mencapai Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Indonesia dan Swedia, bersama dengan 191 negara lainnya, telah berjanji untuk mencapai TPB. Tujuan Ini harus dicapai untuk mengakhiri kemiskinan, menjaga lingkungan, dan memastikan bahwa pada 2030 semua orang bisa menikmati perdamaian dan kemakmuran.

Baca Juga: Hadiri KTT APEC, Jokowi Bahas Vaksinasi hingga Ekonomi Hijau

3. Peran penting SISP

RI Punya Peluang Besar Ciptakan Lapangan Kerja Ramah Lingkunganilustrasi energi (IDN Times/Aditya Pratama)

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor-Leste, Papua Nugini, dan ASEAN Marina Berg, mengatakan bahwa Indonesia dan Swedia harus bekerja sama untuk mengatasi pandemik COVID-19. Ia juga menyebut bahwa kedua negara perlu memastikan pemulihan yang lebih kuat, lebih hijau dan berkelanjutan untuk semua.

“Pandemik COVID-19 telah memberi dampak bagi kita semua dan ekonomi global. Pada saat yang sama, perubahan iklim tidak akan membaik tanpa intervensi kita. Sekaranglah waktunya untuk memikirkan kembali pembangunan. Kita harus bekerja sama untuk mengatasi pandemi ini, dan kita perlu memastikan pemulihan yang lebih kuat, lebih hijau dan berkelanjutan untuk semua,” katanya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo mengatakan bahwa tahun ini, SISP akan memainkan peran yang lebih penting dalam mempertahankan momentum positif, memperkuat komitmen untuk menumbuhkan hubungan, serta menjadi landasan kerja sama yang konstruktif dan saling menguntungkan di tahun mendatang.

“Setelah konferensi perubahan iklim baru-baru ini, SISP memberi peluang besar bagi Indonesia-Swedia untuk memperdalam kolaborasi aksi iklim dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Saya yakin ada banyak hal yang dapat dipelajari dari pengalaman satu sama lain, dan kita dapat memperoleh manfaat lebih banyak lagi dengan bekerja sama,” katanya.

Baca Juga: RI Disinggung Lambat soal Energi Ramah Lingkungan, Ini Jawaban Jokowi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya