RI-Swedia Punya Potensi Besar Tingkatkan Perdagangan

Suharso Monoarfa lakukan kunjungan ke Swedia

Jakarta, IDN Times – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa Indonesia dan Swedia masih memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Ini dikarenakan volume perdagangan Indonesia-Swedia masih jauh lebih rendah dan perdagangan dengan banyak negara, seperti Amerika Serikat (AS) maupun Jerman.

“Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Jerman, perdagangan Swedia dengan Indonesia masih jauh lebih rendah. Ada potensi besar untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Swedia,” tutur Suharso dalam kunjungan ke Svenska Aeroplan Aktiebolaget (SAAB) dan Ericsson di Stockholm, Swedia, Selasa (26/10/2021).

Baca Juga: Bappenas: Pembangunan IKN Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

1. Kunjungan ke Swedia

RI-Swedia Punya Potensi Besar Tingkatkan PerdaganganMenteri Bappenas Suharso Monoarfa (Live Instagram bersama IDN Times)

Menurut keterangan pers yang diterima IDN Times, dalam kunjungan itu Suharso membahas masa depan kerja sama Indonesia-Swedia yang melibatkan para pelaku bisnis.

SAAB merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat pertahanan untuk Swedia dan melayani pasar global melalui produk, layanan, dan solusi terkait kebutuhan pertahanan dan militer, termasuk untuk keamanan sipil. Sementara Ericsson adalah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Perdagangan Indonesia-Swedia

RI-Swedia Punya Potensi Besar Tingkatkan PerdaganganMenteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Total perdagangan Indonesia dengan Swedia didominasi sektor nonmigas. Ekspor Indonesia ke Swedia masih didominasi oleh produk berbasis komoditas, seperti lemak dan minyak hewani dan nabati. Indonesia juga mengekspor pakaian jadi dan pakaian rajutan, alas kaki, serta furnitur.

Sementara itu, lima produk yang paling banyak diimpor Indonesia dari Swedia adalah peralatan mekanik, kendaraan selain kereta api, kertas dan kertas karton, pulp kayu, dan mesin.

Suharso menyebut kondisi ini ke depan perlu diubah dengan mendorong lebih banyak kerja sama perdagangan dan investasi terkait produk-produk bernilai tambah tinggi.

“Termasuk produk dengan kandungan teknologi tinggi,” jelasnya.

Baca Juga: Bos Bappenas: Pembangunan Infrastruktur Jadi Kunci Sukses Indonesia

3. Cara meningkatkan perdagangan dan Investasi

RI-Swedia Punya Potensi Besar Tingkatkan PerdaganganMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Menurut Suharso, kerja sama perdagangan dan investasi ini dapat dikembangkan melalui penguatan investasi Swedia yang sudah ada di Indonesia. Foreign Direct Investment (FDI) dari Swedia terletak di Jawa Tengah, Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat mencapai nilai tertinggi pada 2019, yang terdistribusi di Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

“Perluasan investasi juga dapat dilakukan sejalan dengan kebutuhan bersama untuk mendorong industrialisasi berbasis teknologi maju termasuk melalui penerapan industri 4.0 dan digitalisasi,” menurut pernyataan.

Selain mengunjungi Ericsson dan SAAB, Suharso juga berdialog dengan pelaku bisnis berbagai sektor pembangunan, meliputi Scania, Volvo, ASEA Brown Boveri (ABB), Swedish Energy Agency, Swedish Export Credit Corporation (SEK) dan Swedfund.

Baca Juga: Genjot Perdagangan, RI-Jepang Teken 5 MoU Senilai Rp12,28 Triliun 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya