Rupiah Belum Berhasil Jinakkan Dolar AS 4 Hari Beruntun

Rupiah ditutup melemah ke level Rp14.391 per dolar AS

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (6/1/2022).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 20 poin ke level Rp14.391 per dolar AS sore ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.371 per dolar.

Baca Juga: Emas Batangan: Pengertian dan Ciri Emas Asli

1. Rupiah melemah empat hari beruntun

Rupiah Belum Berhasil Jinakkan Dolar AS 4 Hari BeruntunIlustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Pelemahan rupiah sore ini merupakan pelemahan hari keempat berturut-turut. Dikutip dari Bloomberg, pada Senin rupiah melemah 3 poin ke level Rp14.265 per dolar AS dari level penutupan sebelumnya di Rp14.262 per dolar.

Pada Selasa, rupiah melemah 48 poin ke level Rp14.313 per dolar AS dari level Rp14.265 per dolar di penutupan perdagangan Senin. Sementara pada Rabu, rupiah melemah 58 poin ke level Rp14.371 per dolar AS.

2. Pelemahan rupiah sesuai prediksi analis

Rupiah Belum Berhasil Jinakkan Dolar AS 4 Hari BeruntunIlustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Pelemahan rupiah sore ini sesuai prediksi analis. Pagi tadi, Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah lagi sore ini.

Ariston menyebut penyebabnya adalah karena antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya.

“Dalam notulen rapat yang dirilis dinihari tadi, Bank Sentral AS mengindikasikan akan menaikan suku bunga sebesar 75 basis poin di 2022 dan pasar berekspektasi the Fed akan memulainya di bulan Maret,” kata Ariston.

Baca Juga: Kenali 6 Produk Investasi untuk Wujudkan Kebebasan Finansial

3. COVID-19 buat rupiah melemah

Rupiah Belum Berhasil Jinakkan Dolar AS 4 Hari BeruntunIlustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Selain itu, Ariston mengatakan penularan COVID-19 yang terus meninggi di dunia juga menjadi kekhawatiran pasar yang bisa menekan aset berisiko.

Dari dalam negeri, Ariston menyebut kebijakan pemerintah yang melarang ekspor batubara di Januari, bisa berpengaruh negatif ke surplus neraca perdagangan RI.

“Ekspektasi surplus neraca perdagangan yang berkurang atau bahkan defisit, memberikan tekanan tambahan ke rupiah,” katanya.

Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah Tipis, 7 Saham To The Moon!

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya