Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp14.318, Bertahankah Seharian?

Rupiah menguat 17 poin pagi ini

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan pagi ini, Senin (24/1/2022).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah dibuka menguat 17 poin ke level Rp14.318 per dolar AS pagi ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.335 per dolar.

Baca Juga: 4 Tantangan Investasi di Tahun 2022, Pahami dan Waspadai!

1. Rupiah diprediksi melemah di penutupan

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp14.318, Bertahankah Seharian?Ilustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin akan melemah di penutupan awal pekan ini.

“Nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah hari ini ke kisaran Rp14.360-Rp14.380 dengan potensi support di kisaran Rp14.320,” katanya.

Baca Juga: Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp305,4 T Sepanjang 2021

2. Penyebab rupiah bisa melemah

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp14.318, Bertahankah Seharian?Ilustrasi Uang (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Ariston mengatakan tekanan terhadap rupiah mungkin datang dari ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS, dimana kini pasar mengantisipasi kemungkinan kenaikan 4 kali tahun ini dari sebelumnya 3 kali.

“Pasar juga sudah mengantisipasi kemungkinan kenaikan 50 basis poin di bulan Maret dari sebelumnya 25 basis poin,” katanya.

Selain itu, Ariston menyebut pasar juga menantikan petunjuk lebih lanjut dari Bank Sentral AS dari pengumuman hasil rapat kebijakan moneter di hari Kamis dinihari WIB pekan ini.

“Pasar mengantisipasi The Fed bakal menyuarakan indikasi kebijakan yang lebih hawkish atau mendukung percepatan pengetatan moneter di AS untuk mengendalikan kenaikan inflasi,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Peran Penting Psikologi Trading di Dunia Investasi 

3. Faktor internal pelemahan rupiah

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp14.318, Bertahankah Seharian?Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dari dalam negeri, Ariston mengatakan pasar mewaspadai perkembangan varian Omicron. Ia juga menyebut perubahan kebijakan pembatasan aktivitas yang lebih ketat bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah.

“Sementara di sisi lain, membaiknya sentimen pasar di pasar saham Indonesia, dimana IHSG mendekati level All time high 6.754, bisa menahan pelemahan rupiah,” kata Ariston.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya