Rupiah Ditutup Melemah di Tengah Sentimen Kenaikan PPN 11 Persen

Rupiah ditutup melemah 20 poin sore ini

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (31/3/2022).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 20 poin ke level Rp14.363 per dolar AS sore ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.343 per dolar.

Baca Juga: 5 Tips Membangun Bisnis Pertama untuk Introver, Maksimalkan Potensi

1. Faktor pelemahan rupiah

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut rupiah melemah sore ini karena dolar menguat terhadap mata uang lainnya.

Penguatan dolar terjadi di tengah harapan bahwa perang di Ukraina dapat memasuki fase penurunan eskalasi baru, meskipun Ukraina juga skeptis bahwa langkah itu adalah taktik Rusia untuk mempersiapkan serangan baru.

“Ada sedikit terobosan dalam pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia yang dimulai awal pekan ini,” kata Ibrahim.

2. Perundingan Rusia-Ukraina

Negosiator Ukraina dan Rusia bertemu di Turki pada Selasa lalu untuk melakukan diskusi tatap muka pertama dalam hampir tiga minggu. Negosiator top Rusia mengatakan pembicaraan itu “konstruktif”.

“Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militernya di sekitar Kyiv dan Ukraina utara. Ukraina mengusulkan adopsi status netral tetapi dengan jaminan internasional bahwa itu akan dilindungi dari serangan,” kata Ibrahim.

Namun, menurut Ibrahim, janji itu disambut dengan skeptisisme dari Ukraina dan sekutu Barat, yang melihatnya sebagai taktik untuk memangkas kerugian dan mempersiapkan serangan lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Memulai Bisnis Rempah-Rempah untuk Pemula

3. Pasar pantau kenaikan PPN

Di dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar terus memantau tentang penerapan kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan dimulai pada 1 April 2022 sebesar 11 persen. Kebijakan tersebut terdapat dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Hal tersebut juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yaitu pada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun 2022 akan dinaikkan sebesar 11 persen yang sebelumnya hanya 10 persen. Kemudian di tahun 2025 akan dinaikkan kembali sebesar 12 persen.

“Tetapi dengan adanya kenaikan tersebut membuat masyarakat panik dan terkejut, karena mereka meyakini bahwa semua barang-barang lainnya pun akan dikenakan PPN sebesar 11 persen. Dampak dari penyesuaian tarif PPN ini diperkirakan akan mendorong inflasi pada bulan April 2022 sebesar 1,4 persen (QoQ),” jelas Ibrahim.

Dalam perdagangan sore ini, mata uang garuda melemah 20 poin, walaupun sebelumnya sempat melemah 23 poin,

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp14.350-Rp14.380,” kata Ibrahim.

Baca Juga: PNM Bantu Masyarakat Berdayakan Sampah Jadi Rupiah lewat Program TJSL

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya