Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp14.353, Apa Biang Keroknya?

Rupiah melemah 3 poin sore ini

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada penutupan perdagangan sore ini, Rabu (26/1/2022).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 3 poin ke level Rp14.353 per dolar AS sore ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.350 per dolar.

Baca Juga: Sukuk Pilihan Investasi Tanpa Riba, Kenali Kriterianya  

1. Penyebab rupiah melemah

Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp14.353, Apa Biang Keroknya?Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah karena kekhawatiran geopolitik atas Ukraina menurunkan selera risiko. Selain itu, investor juga menunggu keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve AS.

“Rusia menyatakan keprihatinan besar setelah AS menempatkan 8.500 tentara dalam siaga untuk siap dikerahkan jika terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Inggris juga mendesak sekutu Eropanya untuk menyiapkan sanksi jika terjadi eskalasi,” kata Ibrahim.

2. Investor fokus ke The Fed

Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp14.353, Apa Biang Keroknya?Ilustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Ibrahim juga menyebut bahwa pasar juga fokus terhadap kebijakan The Fed, yang akan menurunkan keputusan kebijakannya di kemudian hari.

“Investor akan mencari petunjuk untuk waktu kenaikan suku bunga dan pengetatan kuantitatif (QT), tetapi pasar uang saat ini memperkirakan kenaikan pertama pada awal Maret 2022,” katanya.

Sebelumnya, dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Desember yang dirilis pada awal bulan ini, The Fed mengindikasikan tidak hanya akan mengerek suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, tetapi The Fed juga kemungkinan akan mengurangi nilai neracanya (balance sheet).

Baca Juga: 5 Tips Menabung yang Asyik Biar Gak Bikin Buntung, Justru akan Untung 

3. IMF juga buat rupiah melemah

Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp14.353, Apa Biang Keroknya?Ilustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Selain itu, Ibrahim menyebut bahwa data terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) juga menyebabkan rupiah masuk ke zona merah. IMF memproyeksikan bahwa ekonomi global akan tumbuh 4,4 persen pada tahun 2022, turun 0,5 poin persentase dari perkiraan Oktober.

Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan ekonomi yang akan melambat dikarenakan ekonomi akan bergulat dengan gangguan pasokan, inflasi yang lebih tinggi, rekor utang dan ketidakpastian yang terus menerus akibat penyebaran varian baru Omicron yang cepat.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim menyebut mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah tipis di rentang Rp14.330-Rp14.370. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya