Rusia Mau Larang Penggunaan dan Penambangan Cryptocurrency

Sebelumnya China juga telah melarang hal-hal terkait kripto

Jakarta, IDN Times – Bank sentral Rusia pada Kamis (21/1/2021) mengusulkan pelarangan penggunaan dan penambangan cryptocurrency di wilayah Rusia. Alasannya adalah karena cryptocurrency dianggap menimbulkan ancaman terhadap stabilitas keuangan, kesejahteraan warga, dan kedaulatan kebijakan moneternya.

Langkah ini adalah yang terbaru dalam serangkaian tindakan keras atas cryptocurrency yang dilakukan pemerintahan global, mulai dari negara Asia hingga Amerika Serikat (AS). Mereka khawatir bahwa mata uang digital (cryptocurrency) yang dioperasikan secara pribadi dan sangat fluktuatif itu dapat merusak kendali mereka terhadap sistem keuangan dan moneter.

Baca Juga: 7 Cara Main Bitcoin, Wajib Tahu sebelum Beli!

1. Ancaman dari cryptocurrency

Rusia Mau Larang Penggunaan dan Penambangan CryptocurrencyIlustrasi Bitcoin (Dok. ANTARA News)

Rusia telah sejak bertahun-tahun lalu, menentang cryptocurrency. Negara ini mengatakan cryptocurrency dapat digunakan dalam pencucian uang atau untuk membiayai terorisme. Namun, pada 2020, Rusia melegalkan cryptocurrency, tetapi melarang penggunaannya sebagai alat pembayaran.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis, bank sentral mengatakan pertumbuhan pesat cryptocurrency utamanya didorong oleh permintaan yang spekulatif. Bank juga mengatakan bahwa cryptocurrency memiliki karakteristik piramida keuangan, potensi gelembung di pasar, mengancam stabilitas keuangan dan warga negara.

Baca Juga: Hacker Korea Utara Curi Rp5,6 Triliun Cryptocurrency Selama 2021

2. Menyimpan cryptocurrency masih diizinkan

Rusia Mau Larang Penggunaan dan Penambangan CryptocurrencyIlustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic)

Bank mengusulkan untuk melarang lembaga keuangan melakukan operasi apa pun dengan cryptocurrency dan mekanisme tersebut harus dikembangkan untuk memblokir transaksi yang bertujuan membeli atau menjual cryptocurrency untuk mata uang fiat.

Larangan yang diusulkan termasuk untuk bursa kripto. Menanggapi ini, bursa cryptocurrency Binance mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya berkomitmen untuk bekerja dengan regulator dan berharap rilis laporan tersebut akan mengarah pada dialog dengan bank sentral untuk melindungi kepentingan pengguna kripto Rusia.

“Pembatasan pada memiliki cryptocurrency tidak termasuk,” kata Elizaveta Danilova, kepala departemen stabilitas keuangan bank sentral, dikutip dari CNBC.

Bank sentral mengatakan bahwa pengguna cryptocurrency aktif Rusia memiliki volume transaksi tahunan sekitar 5 miliar dolar AS.

Baca Juga: Kejahatan Crypto Cetak Rekor di 2021, Capai Rp196 Triliun

3. Tidak seperti China

Rusia Mau Larang Penggunaan dan Penambangan CryptocurrencyIlustrasi Bitcoin (ANTARA/Shutterstock)

Bank sentral juga mengatakan akan bekerja dengan regulator di negara-negara di mana bursa kripto terdaftar untuk mengumpulkan informasi tentang operasi kliennya di Rusia.

Sebelumnya pada September, China telah mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap cryptocurrency dengan larangan menyeluruh pada semua transaksi dan penambangan kripto. Langkah itu membuat harga Bitcoin dan koin utama lainnya merosot, dan mempengaruhi saham terkait kripto dan blockchain. Namun, Rusia disebut tidak akan menerapkan larangan seketat itu.

“Untuk saat ini tidak ada rencana untuk melarang cryptocurrency yang serupa dengan pengalaman China,” kata Danilova. “Pendekatan yang kami usulkan sudah cukup.”

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya