Setelah Gandum, India Membatasi Ekspor Gula

India adalah produsen gula terbesar di dunia

Jakarta, IDN Times - India telah memutuskan membatasi penjualan gula di pasar internasional. Hal tersebut disampaikan hanya beberapa hari setelah negara tersebut melarang ekspor gandum.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (25/5/2022), pemerintah India menyatakan akan membatasi ekspor gula hingga 10 juta ton, selama musim penjualan yang berlangsung hingga September, untuk menjaga harga tetap terkendali. Penjual juga telah diminta meminta “izin khusus” dari pihak berwenang untuk melakukan ekspor gula antara 1 Juni sampai 31 Oktober.

Baca Juga: India Larang Ekspor Gandum, Perusahaan Agthia Minta Bantuan ke UEA 

1. India produsen gula terbesar di dunia

Setelah Gandum, India Membatasi Ekspor GulaPerajin menuangkan gula pasir ke dalam baskom sebagai bahan baku pembuatan madumongso di Mojo, Kediri, Jawa Timur, Senin (11/5/2020). Semenjak merebaknya COVID-19, sejumlah pelaku UMKM makanan mengeluhkan kenaikan harga gula pasir dari sebelumnya Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram sehingga terpaksa menaikkan harga jual produknya untuk mengimbangi biaya produksi dengan risiko berkurangnya pelanggan. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.

India adalah produsen gula terbesar di dunia dan eksportir terbesar kedua setelah Brasil. Pemerintahan Presiden Narendra Modi mengatakan perlu mengambil tindakan itu untuk mempertahankan stok gula di dalam negeri, setelah pertumbuhan ekspor mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu dan musim saat ini.

Langkah India membatasi ekspor datang pada saat inflasi ritel tahunan di ekonomi terbesar ketiga Asia itu mencapai 7,8 persen pada April, level tertinggi dalam hampir delapan tahun.

“Peraturan ekspor kami seharusnya tidak memengaruhi pasar global,” kata Menteri Perdagangan India Piyush Goyal di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Selasa, 24 Mei 2022.

“Kami terus mengizinkan ekspor ke negara dan tetangga yang rentan,” tambahnya.

2. Proteksionisme pangan meningkat

Setelah Gandum, India Membatasi Ekspor Gulapetani gandum di India (indiatoday.in/Pankaj Tiwari)

Langkah India itu menjadi tanda lain dari meningkatnya proteksionisme pangan di seluruh dunia, karena berbagai produsen utama membatasi ekspor pertanian. Ini menambah gangguan pasokan yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. Ukraina dan Rusia bersama-sama menyumbang sekitar 30 persen dari semua ekspor gandum.

Pada tahun pemasaran saat ini, yang berlangsung dari Oktober 2021 hingga September 2022, pabrik gula India sejauh ini telah menandatangani kontrak ekspor sekitar 9 juta ton. Dalam periode 12 bulan sebelumnya, negara tersebut mengirimkan 7 juta ton gula ke luar negeri, yang merupakan jumlah tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, menurut data pemerintah.

Mengutip CNN, harga gula putih berjangka diperdagangkan 1 persen lebih tinggi di level 556,50 dolar AS per metrik ton pada Rabu, 25 di London. Harganya naik 13 persen sejak awal Januari dan naik sekitar 26 persen dalam setahun terakhir.

Baca Juga: India Larang Ekspor Gandum, Berapa yang Diimpor Indonesia?

3. Dampak perang Rusia

Setelah Gandum, India Membatasi Ekspor GulaIlustrasi gandum (freepik.com/onlyyouqj)

Invasi Rusia ke Ukraina telah mengganggu pasar komoditas, dan Bank Dunia bulan lalu memprediksi ini akan membuat harga komoditas global tetap tinggi hingga akhir 2024. Sementara harga pangan diperkirakan akan melonjak 22,9 persen tahun ini, didorong kenaikan harga gandum 40 persen.

Beberapa hari lalu, India telah melarang ekspor gandum, karena gelombang panas yang mengancam jiwa menghambat produksi dan mendorong harga lokal ke rekor tertinggi. Negara ini adalah produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah China, tetapi bukan pengekspor utama komoditas tersebut.

Selain India, Malaysia pada awal pekan ini mulai membatasi ekspor ayam ke tetangganya, dengan alasan memprioritaskan kebutuhan rakyatnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya