Sherpa Meeting G20 Dibuka, Ini Isu Utama yang Dibahas

Pertemuan dilakukan secara hybrid

Jakarta, IDN Times – Pertemuan Sherpa resmi dibuka, Selasa (7/12/2021). Menteri Luar Negeri RI yang membuka pertemuan tersebut bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan pertama G20 di bawah kepemimpinan Indonesia.

Retno mengatakan pertemuan Sherpa akan berlangsung hari ini dan besok. Sementara itu, Pertemuan Deputy Finance akan dilakukan di Bali pada tanggal 9-10 Desember 2021.

Retno menjelaskan bahwa fokus dari pertemuan Sherpa yang pertama ini adalah membahas mengenai mekanisme kerja ke depan dan mulai membahas arah pembahasan agenda G20 setahun ke depan.

“Jadi pertemuan ini sangat penting artinya karena akan set the tone untuk mekanisme kerja atau cara kerja dan hasil dari keketuaan Indonesia selama satu tahun ini,” kata Retno dalam press briefing.

Baca Juga: Jokowi: Presidensi G20 RI seperti Perjuangan Bung Karno

1. Pertemuan dilakukan secara hybrid

Sherpa Meeting G20 Dibuka, Ini Isu Utama yang DibahasMenteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika berkomunikasi dengan Menlu UEA (www.twitter.com/@Menlu_RI)

Retno lebih lanjut mengatakan bahwa mengingat pentingnya pertemuan ini, maka presidensi Indonesia telah mengintrodusir “sofa talk”, yang akan memungkinkan para Sherpa berbicara secara lebih terbuka sehingga memudahkan kerja setahun ke depan.

Retno menjelaskan bahwa pertemuan Sherpa dilakukan secara hybrid dan dihadiri oleh 38 delegasi, yang terdiri dari 19 anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional.

“Sebanyak 23 delegasi hadir secara in-person, dan sisanya secara virtual,” jelas Retno.

2. Menjunjung prinsip inklusifitas

Sherpa Meeting G20 Dibuka, Ini Isu Utama yang DibahasIDN Times/ Helmi Shemi

Retno mengatakan bahwa prinsip inklusifitas jelas tampak dari daftar invitee di pertemuan ini. Di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah, G20 mengundang negara-negara pulau kecil dari Pasifik dan Karibia, di samping negara berkembang lain dari Afrika, ASEAN, dan Amerika Latin.

Ia menyebut negara-negara Karibia diwakili oleh Ketua Caribbean Community (Caricom), yang saat ini dipegang oleh Antigua dan Barbuda. Negara-negara Pasifik diwakili oleh Ketua Pacific Islands Forum (PIF), yang saat ini dipegang oleh Fiji.

“Kita juga mengundang sejumlah organisasi internasional seperti IMF, ILO, ADB, WHO, World Bank, dan WTO,” kata Retno.

Retno lebih lanjut mengatakan bahwa secara khusus mereka telah mengundang Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Dr. Tedros Adhanom, yang hadir secara virtual.

“Sementara Managing Director Bank Dunia, yaitu Ibu Mari Elka Pangestu, hadir secara fisik,” jelasnya. “Kedua pimpinan organisasi internasional ini akan memberikan briefing mengenai kondisi kesehatan dan ekonomi global terkini.”

Retno menambahkan bahwa pelaksanaan pertemuan dilakukan dengan cara memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga: Ini Tiga Fokus yang Diusung RI dalam Presidensi KTT G20

3. Hal-hal yang disampaikan dalam pertemuan Sherpa

Sherpa Meeting G20 Dibuka, Ini Isu Utama yang DibahasMenteri Luar Negeri Retno Marsudi (Twitter/@setkabgoid)

Retno menjelaskan bahwa dalam welcoming remark pertemuan Sherpa tadi pagi, ia menyampaikan sejumlah hal. Di mana yang pertama adalah bahwa ekspektasi dunia terhadap G20 sangat besar agar dapat memimpin pemulihan global menghasilkan solusi yang konkret.

Retno juga mengatakan bahwa dari sejak keketuaan Indonesia di G20, Presiden Joko “Jokowi” Widodo selalu menekankan pentingnya kerja G20 membawa manfaat bagi semua dari barat ke timur, utara selatan, kecil dan besar.

“Kerja G20 harus down to earth. Dengan demikian, G20 tidak memiliki alternatif kecuali mengambil tanggung jawab agar dapat menghasilkan deliverables yang konkret untuk menjawab tantangan global, dari pandemi, lingkungan, sampai ke isu pencapaian SDGs,” jelasnya.

Retno juga menyampaikan bahwa G20 harus menjadi katalis bagi pemulihan global yang kuat, inklusif dan sustainable.

“Inclusiveness menjadi kunci. Oleh karena itu, saya sampaikan bahwa isu inclusiveness ini sangat terefleksi dari tema besar keketuaan Indonesia, yaitu “recover together, recover stronger”,” katanya.

Retno juga mengatakan Indonesia menekankan bahwa kemitraan dan menciptakan “enabling environment” sangat penting artinya. Selain itu, Retno kembali menekankan tiga prioritas Indonesia, yaitu membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat, transisi energi, dan transformasi digital.

“Dan sebagai penutup, di dalam remarks, saya mengharapkan agar sherpa G20 dapat menghasilkan arah yang jelas, mentransformasikan tantangan menjadi opportunities, dan tentunya kemudian semua rekomendasi ini disampaikan kepada para pemimpin G20,” katanya.

“Jadi itu yang ingin saya sampaikan terkait dengan acara pembukaan pertemuan Sherpa G20 pagi ini yang baru saja dilakukan bersama oleh Pak Menko Perekonomian dan saya,” lanjutnya.

Baca Juga: Ini Tiga Fokus yang Diusung RI dalam Presidensi KTT G20

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya