Sri Mulyani Beberkan Peran Penting Sukuk dalam Pembiayaan Utang Negara

Dari tahun ke tahun, sukuk negara terus berkembang

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara memainkan peranan yang sangat penting dalam pembiayaan utang di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.

Ia juga mengatakan bahwa sukuk negara menjadi instrumen yang sangat penting dan stabil, dan dipercaya oleh investor atau masyarakat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Sukuk negara juga berperan di dalam menciptakan pendalaman pasar, memperluas basis investor dan menciptakan juga edukasi mengenai instrumen investasi yang aman,” katanya dalam acara The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward, Kamis (15/7/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani: Keuangan Syariah Global Bisa Tumbuh 5 Persen hingga 2024

1. Kontribusi SBSN dalam pembiayaan utang negara

Sri Mulyani Beberkan Peran Penting Sukuk dalam Pembiayaan Utang NegaraIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani mengatakan bahwa dari tahun ke tahun, sukuk negara terus berkembang dan terus memainkan peranan yang sangat penting di dalam pembiayaan APBN. Di mana volume dan kontribusi sukuk berharga syariah negara di dalam pembiayaan APBN mengalami kenaikan, dari semula hanya Rp4,7 triliun pada awal menerbitkan sukuk pada 2008 menjadi berkali-kali lipat tahun lalu.

“Dimulai dengan Rp4,7 triliun, saat ini SBSN telah mencapai Rp360 triliun tahun 2020,” katanya. “Apabila kita bandingkan dengan penerbitan SBN biasa maka sukuk negara berkontribusi sekitar 20 hingga 30 persen dari penerbitan surat berharga negara tiap tahunnya.”

Dengan demikian, kata Sri Mulyani, secara kumulatif total volume penerbitan surat berharga syariah negara dalam jangka waktu 2008 hingga 2021 periode Juni telah mencapai Rp1.810,02 triliun atau sekitar 124,49 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, outstanding pada Juli 2021 tanggal 1 mencapai Rp1.075,83 triliun atau setara 73,99 miliar dolar AS. “Hal ini merepresentasikan 19 persen dari total outstanding SBN secara keseluruhan,” jelasnya.

2. Komitmen pemerintah mengembangkan Sukuk Negara

Sri Mulyani Beberkan Peran Penting Sukuk dalam Pembiayaan Utang NegaraKemenkeu

Sri Mulyani lebih lanjut mengatakan bahwa pemerintah akan mengembangkan pasar sukuk negara. Di mana pemerintah akan melakukan upaya-upaya perbaikan dari mulai pengembangan produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan investor, seperti sukuk ritel, sukuk tabungan, sukuk global, project financing sukuk, cash waqf linked sukuk, sampai diversifikasi dari underlying asetnya.

“Berbagai upaya ini diharapkan akan makin menciptakan alternatif instrumen yang dibutuhkan oleh investor dalam negeri dan sekaligus juga memperdalam pasar keuangan terutama pasar sukuk negara,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga disebutnya akan meningkatkan kualitas struktur pasar dan metode penerbitan sukuk negara. Dari mulai yang biasanya dilakukan melalui lelang reguler, book building atau juga bisa dilakukan dalam bentuk private placement.

“Terutama untuk institutional investor,” kata Sri Mulyani. “Ini juga dikembangkan untuk memfasilitasi kebutuhan pendanaan dan memberikan fleksibilitas penerbitan, sekaligus juga untuk memberikan tempat investasi yang aman bagi para investor institusi.”

Baca Juga: Mau Cuan Sekaligus Bantu Negara? Yuk Investasi Sukuk Ritel SR013

3. Tantangan dan kesempatan di pasar modal Islam Indonesia

Sri Mulyani Beberkan Peran Penting Sukuk dalam Pembiayaan Utang Negara(Ilustrasi ekonomi syariah) IDN Times/Helmi Shemi

Terkait kesempatan dan tantangan ke depan dari pasar modal Islam Indonesia, Sri Mulyani mengatakan pengembangan pasar modal Indonesia merupakan satu cara dan wahana untuk terus mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi.

Ia mengatakan bahwa dalam pertemuan ke-3 tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral G20, komunike yang diterbitkan pada bulan Juli ini menunjukkan bahwa peran pasar modal dan optimalisasi peran pasar modal sangat penting di dalam menjaga dan menciptakan good governance, yang diyakini akan bisa mendukung percepatan pemulihan ekonomi global.

“Jadi pasar modal merupakan wahana untuk memperkuat tata kelola perusahaan yang baik karena mereka harus transparan dan mereka harus bertanggung jawab kepada investor yang ikut mendanai perusahaan-perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal,” katanya.

“Dan ini juga akan menciptakan partisipasi dan inklusi. Dengan partisipasi inklusi dan kredibilitas serta confidence yang muncul, maka masyarakat akan mau dan mampu berpartisipasi dan ini tentu mendorong dan memulihkan ekonomi secara lebih cepat,” lanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa inklusi, kepercayaan atau trust, serta confidence merupakan suatu resep yang sangat penting dan manjur di dalam membangun ekonomi suatu negara. Hal ini bisa menjaga harmoni, meningkatkan partisipasi dan menghindari terjadinya kesenjangan, kata Mantan Direktur Pelaksana World Bank itu.

“Oleh karena itu pemerintah akan terus meningkatkan dan mengembangkan pasar keuangan, dan terutama pasar modal, termasuk pasar modal Islam atau yang berbasis syariah,” jelasnya.

Baca Juga: Ramai-ramai Rilis Global Bond, BUMN Incar Penyerapan Pasar Lebih Gurih

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya