Sri Mulyani: Negara Berutang Paling Banyak pada Ibu-ibu

Perempuan memiliki peran dalam menopang perekonomian

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ibu-ibu di Indonesia adalah kreditur terbesarnya karena mereka memiliki persentase yang besar dalam membeli surat utang negara. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bukti bahwa perempuan Indonesia memiliki potensi besar dalam menopang perekonomian Indonesia.

“Hal-hal yang positif adalah perempuan Indonesia menunjukkan banyak sekali hal-hal yang menunjukkan bahwa mereka punya potensi. Salah satu saya sebagai Menteri Keuangan akan menyampaikan, mereka itu investor paling besar dalam surat utang negara," katanya dalam acara Webinar “Perempuan Berdaya Indonesia Maju: Refleksi Awal Tahun 2021, Quo Vadis Perempuan Indonesia”, Senin (4/1/2021).

"Jadi kalau tadi saya mengatakan APBN kita turun, penerimaan, sementara belanja naik, saya utang, utangnya ke siapa? ke para ibu-ibu,” lanjutnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Perkirakan Ekonomi RI Minus 2,2 Persen di Akhir 2020

1. Pembeli surat berharga negara didominasi perempuan

Sri Mulyani: Negara Berutang Paling Banyak pada Ibu-ibuInstagram.com/@smindrawati

Dalam paparannya, Sri Mulyani menyebut bahwa 56 persen pembeli dari surat berharga negara (SBN) adalah perempuan. Sementara untuk Obligasi Negara Ritel atau ORI jumlahnya lebih tinggi, jelasnya.

“Nih lihat, demografi investor kita yang membeli di ritel 55,8 56 persen adalah perempuan. Mereka yang membeli surat berharga negara. Bahkan untuk ORI bisa mencapai 58 persen,” jelasnya.

“Jadi perempuan itu mampu dan mereka mengerti bagaimana menempatkan uang di tempat instrumen investasi yang baik. Meskipun untuk di bidang bursa masih lebih rendah, namun dari sisi membeli surat berharga negara, merekalah kreditor saya,” tambahnya.

“Jadi kalau ibi-ibu sekalian nanyain ‘Ibu itu duit APBN untuk apa, Ibu boleh nanya karena Ibu adalah investor pemegang surat berharga negara, Ibu membayar pajak dan juga Ibu adalah salah satu faktor yang luar biasa di dalam bangsa dan perekonomian kita yang sangat memberikan kontribusi luar biasa.”

2. Kesetaraan gender di Indonesia masih rendah

Sri Mulyani: Negara Berutang Paling Banyak pada Ibu-ibuIlustrasi kegeringan sambut di hari libur (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski mengakui potensi perempuan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan bahwa di Indonesia, perempuan masih jauh tertinggal dari laki-laki dalam banyak hal. “Kesetaraan gender Indonesia kalau kita bandingkan dengan negara-negara di Asean kita, dalam hal ini adalah kita peringkat 6 dari 10 negara,” jelasnya.

“Salah satu yang mungkin perlu untuk kita lihat untuk para ibu-ibu di sini, indeks pembangunan manusia kita kalau kita bagi antara laki dan perempuan, perempuan lebih rendah. Ini berarti perempuan kualitas dihitung dari sisi pendidikan, kesehatan, itu masih mengalami situasi yang lebih buruk dari laki-laki.”

Baca Juga: Ampun Deh, Serapan APBD Rendah Bikin Menkeu Sri Mulyani Jengkel

3. Berharap partisipasi perempuan bisa meningkat

Sri Mulyani: Negara Berutang Paling Banyak pada Ibu-ibuANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan

Sri Mulyani lebih lanjut mengatakan bahwa partisipasi perempuan di Indonesia bisa meningkat ke depannya, apalagi saat ini Menteri Tenaga Kerja Indonesia adalah seorang perempuan, yaitu Menteri Ida Fauziyah.

“Partisipasi perempuan di dalam ekonomi kita juga stagnan. Kalau sekarang kita punya menteri perempuan di bidang tenaga kerja, saya berharap partisipasi angkatan kerja akan meningkat karena kita bertahun-tahun hanya ada di sekitaran 55 belum kalau dihitung dari sisi jumlah upahnya. Perempuan untuk pekerjaan sama dibayar lebih rendah dari laki-laki,” jelasnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya