Suku Bunga Dipangkas, Lira Turki Anjlok ke Rekor Terendah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Nilai lira Turki anjlok satu persen ke rekor terendah baru pada Jumat (22/10/2021), melanjutkan penurunan sehari sebelumnya. Penurunan terjadi setelah bank sentral memangkas suku bunga sebesar 200 basis poin di saat inflasi terus meningkat.
Langkah penurunan suku bunga yang menyebabkan mata uang melemah ini disebut oleh para ekonom dan anggota parlemen sebagai hal sembrono.
Baca Juga: Kurs Lira Jatuh, Erdogan Depak Gubernur Bank Sentral
1. Penurunan suku bunga dilakukan atas perintah Erdogan
Di bawah tekanan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk melonggarkan kebijakan, bank menurunkan suku bunga repo menjadi 16 persen. Sebelumnya pada September, bank juga secara tiba-tiba menurunkan suku bunga sebesar 100 poin, padahal negara-negara lain justru memperketat kebijakannya.
Menurut CNBC, pada hari tersebut lira diperdagangkan di level 9,63 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 08:20 GMT setelah menyentuh level terendah sepanjang masa di 9,66 per dolar.
Lira telah menjadi salah satu mata uang pasar berkembang berkinerja terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya pada Kamis, lira anjlok 3,4 persen akibat langkah penurunan suku bunga yang sangat besar tersebut. Sementara untuk sepanjang tahun ini, nilainya telah terdepresiasi 23 persen.
2. Penurunan suku bunga adalah pengkhianatan negara
Editor’s picks
Langkah penurunan suku bunga tersebut telah mendorong inflasi mendekati 20 persen dan menekan pendapatan rumah tangga.
Pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) Turki, Kemal Kilicdaroglu, menyebut penurunan suku bunga sebagai pengkhianatan negara yang diperintahkan oleh Erdogan.
Erdogan telah mendesak pelonggaran moneter dilakukan untuk meningkatkan kredit, ekspor dan pekerjaan. Langkah itu tetap diambil meskipun sebagian besar ekonom mengatakan itu akan menjadi boomerang, mengingat depresiasi lira yang tajam, utang luar negeri yang tinggi dan inflasi jauh di atas target 5 persen.
Baca Juga: Putin Hubungi Erdogan Bahas Soal Afghanistan, Ini Hasilnya
3. Tanggapan JPMorgan
Bank AS JPMorgan menaikkan perkiraan inflasi akhir tahun menjadi 19,9 persen, dari 16,7 persen sebelum penurunan suku bunga terbaru dilakukan.
“Menarik untuk melihat bank melakukan penurunan suku bunga yang lebih curam di dunia yang berjuang melawan kenaikan inflasi,” katanya.
“Pelonggaran beban awal seperti itu menunjukkan bahwa menurunkan inflasi dengan cepat bukanlah prioritas kebijakan,” tambah analis JPMorgan Yarkin Cebeci.
Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 Persen