Taliban Sita Lebih dari Rp170 Miliar Harta Mantan Pejabat Afghanistan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Bank sentral Afghanistan pada Rabu (15/9/2021) mengatakan bahwa Taliban telah menyita lebih dari 12 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp170 miliar lebih uang tunai dan emas, dari rumah mantan pejabat pemerintah negara itu.
Langkah itu dilakukan di saat Taliban menyerukan agar semua transaksi dilakukan menggunakan mata uang lokal.
Baca Juga: Afghanistan Kacau Balau, Mata Uang Jatuh ke Rekor Terendah
1. Afghanistan dilanda krisis
Krisis valuta asing tengah mengancam pemerintahan Taliban satu bulan setelah mereka merebut kekuasaan di Afghanistan, negara yang ekonominya bergantung pada bantuan.
Dikutip dari Channel News Asia, sebagian besar pegawai pemerintah belum kembali bekerja, dan dalam banyak kasus gaji belum dibayarkan selama berbulan-bulan. Hal itu membuat jutaan orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.
Bahkan mereka yang memiliki uang di bank pun kesulitan, karena cabang membatasi penarikan hingga setara dengan 200 dolar AS seminggu. Itupun baru bisa mereka peroleh setelah mengantri berjam-jam.
2. Banyak lembaga kehabisan uang
Editor’s picks
Pengiriman uang telah dilanjutkan dari luar negeri, namun pelanggan yang menunggu dana di jaringan internasional seperti Western Union dan MoneyGram mengeluh bahwa cabang yang mereka kunjungi kehabisan uang tunai.
“Semua warga Afghanistan di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah diminta untuk menggunakan afghani dalam kontrak dan transaksi ekonomi mereka,” kata bank sentral dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Baca Juga: Taliban Tunjuk Kepala Bank Sentral Baru, Kualifikasinya Dipertanyakan
3. Taliban menyita uang mantan pejabat Afghanistan
Bank sentral Afghanistan juga mengeluarkan pernyataan lain yang mengatakan para pejuang Taliban telah menyerahkan uang tunai dan emas senilai 12,3 juta dolar AS yang disita dari rumah-rumah mantan pejabat pemerintahan negara itu.
Menurut bank, sebagian besar sitaan itu ditemukan di rumah mantan wakil presiden Amrullah Saleh.
“Uang yang diperoleh berasal dari pejabat tinggi ... dan sejumlah badan keamanan nasional yang menyimpan uang tunai dan emas di rumah mereka,” kata pernyataan itu.
“Namun, masih belum diketahui untuk tujuan apa mereka disimpan.”
Baca Juga: Prancis Tolak Akui Kekuasaan Taliban: Mereka Banyak Berbohong!