Terbesar ke-5 di Asia-Pasifik, Sukseskah Stimulus COVID-19 RI?   

Program bansos diklaim jangkau 85 persen rumah tangga

Jakarta, IDN Times – Program stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikeluarkan pemerintah Indonesia pada 2020 telah membawa dampak yang besar dalam membantu warga bertahan di tengah pandemik COVID-19.

Program pendanaan yang nilainya terbesar kelima di Asia-Pasifik itu tidak hanya menjangkau orang-orang termiskin di Indonesia, tapi juga mereka yang rentan terhadap pandemik, kata Deputy Director of Research and Outreach Smeru Institute Athia Yumna dalam peluncuran laporan “Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi Pandemi terhadap Rumah Tangga di Indonesia”, Kamis (4/3/2021).

Pernyataan tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Smeru Institute dalam laporannya yang berjudul Dampak sosial dan ekonomi COVID-19 pada rumah tangga. Studi tersebut melibatkan 12.216 rumah tangga di 34 Provinsi di Indonesia pada Oktober-November 2020.

Baca Juga: [KALEIDOSKOP] Daftar Lengkap Stimulus COVID-19 sepanjang Tahun Ini

1. 85 persen rumah tangga sudah terjangkau setidaknya satu jenis bansos

Terbesar ke-5 di Asia-Pasifik, Sukseskah Stimulus COVID-19 RI?   Penyaluran bansos (Dok. Kemenko PMK)

Dalam pemaparannya, Athia mengatakan pada studi tersebut mereka menanyakan kepada rumah tangga apakah mereka menerima bantuan, apa yang mereka terima, dan seberapa bermanfaat bantuan tersebut.

Dari hasil temuan diketahui bahwa bantuan sosial saat ini itu telah dijangkau banyak orang yang membutuhkan. Sebagian besar rumah tangga atau sekitar 85 persen menerima setidaknya satu bentuk bantuan sosial, baik itu bantuan tunai atau bantuan dalam bentuk barang.

“Separuh dari seluruh rumah tangga ini menerima bantuan tunai dan mereka menggunakan bantuan itu sebagian besar untuk bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Kemudian juga untuk membayar tagihan listrik dan air serta untuk membeli paket pulsa atau kuota internet untuk anak-anaknya untuk belajar daring,” katanya.

2. Sepertiga rumah tangga miskin belum menerima bantuan tunai Oktober-November

Terbesar ke-5 di Asia-Pasifik, Sukseskah Stimulus COVID-19 RI?   Petugas PT Pos Indonesia menyerahkan bantuan sosial (bansos) tunai tahap pertama ke salah seorang KPM di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/4) (Dok. Kemensos)

Athia lebih lanjut mengatakan bahwa temuan mereka juga menunjukkan bahwa rumah tangga termiskin menerima bantuan paling banyak. Rumah tangga yang aman secara ekonomi sebelum pandemik tetapi memiliki kehilangan pendapatan signifikan, atau yang termasuk dalam kelompok yang rentan, juga mendapat bantuan.

Meski demikian, Athia mengatakan masih ada banyak ruang yang perlu diperbaiki karena mereka menemukan masih banyak bantuan yang tidak tepat sasaran.

Dia mengungkapkan lebih dari sepertiga, atau sekitar 40 persen, rumah tangga termiskin itu tidak menerima bantuan tunai pada Oktober, November 2020. Termasuk di antaranya rumah tangga miskin dengan anak dan rumah tangga miskin yang tinggal di perkotaan.

“Dengan begitu banyak program yang diwujudkan dengan sangat cepat, kami juga melihat apakah bantuan tersebut diduplikasi. Kami menemukan bahwa jarang sekali dalam satu rumah tangga mendapatkan lebih dari satu bantuan tunai sehingga sebenarnya bantuan tunai tersebut tersebar dengan baik.”

3. Bantuan yang saling melengkapi

Terbesar ke-5 di Asia-Pasifik, Sukseskah Stimulus COVID-19 RI?   Sejumlah warga antre tanpa menjaga jarak fiisk saat pengambilan bantuan sosial tunai (BST) Kemensos di tengah berlanjutnya wabah COVID-19 di Kelurahan Randugunting, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (19/5). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Athia lebih lanjut mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa program yang dirancang tersebut memang untuk saling melengkapi dan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh keluarga atau rumah tangga pada saat ini

Ia mengatakan bantuan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti subsidi listrik untuk membantu orang belajar dan bekerja di rumah, bantuan pokok untuk memenuhi kebutuhan pangan, dan ada juga bantuan uang tunai untuk memberi orang fleksibilitas memutuskan apa yang mereka belanjakan.

“Di sini juga kami menemukan bahwa banyak yang memang menerima dukungan dalam bentuk yang saling melengkapi ini,” katanya.

Baca Juga: Menjadi Transpuan di Tengah COVID-19: Tak Punya KTP, Tak Dapat Bansos

4. Kemenkeu klaim bantuan di program PEN sangat besar nilainya

Terbesar ke-5 di Asia-Pasifik, Sukseskah Stimulus COVID-19 RI?   Infografis Stimulus Ekonomi Indonesia selama Pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, yang menjadi pembicara pembuka dalam acara tersebut mengatakan bahwa pemerintah memang telah menggelontorkan bantuan untuk memerangi dampak pandemik COVID-19 dalam jumlah yang sangat besar pada tahun lalu.

Menurutnya, realisasi program PEN tahun 2020 mencapai Rp579,78 triliun. Sementara proyeksi alokasi untuk PEN 2021 adalah sebesar Rp699,43 triliun. Ia juga menjelaskan bahwa anggaran tersebut untuk mendukung perekonomian melalui pengeluaran yang berbeda-beda.

“Yang terpenting, ini adalah pengeluaran untuk Pemulihan Ekonomi Nasional. Jadi Pemulihan Ekonomi Nasional sebenarnya terdiri dari beberapa kegiatan yang nilainya sangat tinggi. Ini mencakup bidang kesehatan, perlindungan sosial, beberapa program prioritas, penunjang usaha, terutama usaha mikro dan kecil menengah,” katanya.

“Anggaran harus sangat, sangat fleksibel. Ketika ekonomi mengalami kontraksi, anggaran pemerintah harus didukung, dan agar anggaran menjadi penopang, anggaran harus fleksibel. Jadi inilah situasi yang kita hadapi. Pada tahun 2020 kami menyelesaikan anggaran dan defisit anggaran sekitar 6,1 persen dan kontraksi ekonomi kami 2,1 persen,” jelasnya lagi.

Baca Juga: Anggaran PEN 2021 Naik Lagi, Bakal Mencapai Rp627,9 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya